Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TPA Burangkeng Tetap Ditutup Warga Sampai Tuntutan Dipenuhi Pemkab Bekasi

Kompas.com - 04/03/2019, 12:09 WIB
Dean Pahrevi,
Dian Maharani

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Sekretaris Desa Burangkeng, Ali Gunawan mengatakan, warga Desa Burangkeng tidak akan membuka Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng sampai Pemerintah Kabupaten Bekasi memberikan komitmen secara tertulis terkait kompensasi kepada warga Desa Burangkeng.

Ali memastikan tidak akan ada truk sampah yang masuk ke dalam area TPA Burangkeng sampai tuntutan warga Desa Burangkeng dipenuhi.

"Tidak akan kami buka (TPA) sampai ada komitmen secara tertulis dan bisa dipertanggungjawabkan oleh Pemda. Kami akan tetap menutup TPA, intinya seperti itu. Kita segel pokoknya mulai hari ini tidak ada mobil masuk ke dalam TPA," kata Ali di TPA Burangkeng, Senin (4/3/2019).

Baca juga: Tuntutan Tak Direspons, Warga Tutup Paksa TPA Burangkeng Bekasi

Ali menjelaskan, warga Desa Burangkeng menuntut perhatian khusus dari Pemkab Bekasi seperti warga Bantargebang yang mendapat perhatian dengan pemberian kompensasi dari Pemerintah.

"Kalau memang ada niat juga Pemda pasti mampu, sama kaya TPA Bantargebang juga. Apa bedanya TPA Bantargebang dengan TPA burangkeng. Sama-sama tempat pembuangan sampah ada aturan main untuk tempat pembuangan sampah," ujar Ali.

Dia menambahkan, selama belum ada respons positif dari Pemkab Bekasi terkait tuntutan warga Desa Burangkeng. Maka akan terdapat warga Desa yang siaga menjaga pintu masuk TPA untuk memastikan tidak ada truk sampah yang masuk ke dalan TPA.

Adapun tuntutan warga Desa Burangkeng antara lain, menuntut dibangun saluran air di permukiman warga, diberikan uang kompensasi dari Pemkab Bekasi, perbaikan akses jalan TPA, pemeliharaan, serta pembenahan TPA, dan lainnya.

Baca juga: Warga Sekitar TPA Burangkeng Bekasi Minta Penataan Lingkungan hingga Uang Bau

"Ada warga yang siaga di sini, walaupun sebagian nanti akan pulang, tapi TPA tetap ditutup," tutur Ali.

Diketahui, ratusan warga Desa Burangkeng berunjuk rasa di depan TPA Burangkeng dengan menutup TPA tak memperbolehkan ada aktivitas di dalam TPA.

Pantauan Kompas.com pukul 10.00 WIB, ratusan warga Desa Burangkeng berkumpul di depan TPA sambil berunjuk rasa. Dua mobil pikap digunakan warga untuk berorasi.

Sejumlah spanduk bertuliskan "Kami Warga Desa Burangkeng Menolak dan Menutup Tempat Pembuangan Sampah" dipasangan di sejumlah sudut TPA. Aparat kepolisian juga nampak berjaga saat unjuk rasa berjalan.

Warga menuntut Pemerintah Kabupaten Bekasi memberikan perhatian khusus kepada warga Desa Burangkeng yang hidup berdampingan langsung dengan tumpukan sampah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com