JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Forum Masyarakat Nelayan Kampung Baru Dadap, Waisul Kurnia dijemput paksa untuk melakukan pemeriksaan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (6/3/2019).
Selama pemeriksaan, Waisul yang berstatus tersangka ditanyakan beberapa hal oleh penyidik Direskrimsus Polda Metro Jaya.
Salah satu pertanyaan terkait pembangunan jembatan pulau reklamasi.
"Pertanyaan-pertanyaan tersebut berkaitan dengan aktivitas pembangunan jembatan penghubung antarpulau reklamasi yang melintasi jalur melaut para nelayan Dadap," ujar Kuasa Hukum Waisul, Marthen Y Siwabessy melalui keterangan tertulis, Jumat, (8/3/2019).
Baca juga: Polisi Jemput Paksa Nelayan Dadap
Menurut Marthen, pembangunan jembatan tersebut sempat menuai kritik nelayan setempat.
Sebab, pembangunan tersebut menimbulkan kerusakan pada ekosistem pantai.
"Pembangunan jembatan tersebut menyebabkan rusaknya ekosistem pesisir laut serta mengakibatkan pendangkalan laut akibat banyaknya lumpur di sekitar muara Dadap sehingga para nelayan susah untuk beraktivitas," katanya.
Baca juga: Dituduh Cemarkan Nama Pengembang Reklamasi, Nelayan Dadap Diperiksa
Kritik tersebut muncul lantaran para nelayan tidak tahu menahu perihal pembangunan jembatan tersebut.
Ia mengatakan, pengembang kurang menyampaikan sosialisasi kepada nelayan.
"Sosialisasi hanya dilakukan satu kali, padahal untuk proyek pembangunan sebesar itu seharusnya dilakukan beberapa kali sosialisasi," ujar Marthen.
Baca juga: Pemerintahan Berganti, Proyek Rusun Nelayan Muara Angke Mangkrak
Sebelumnya, Waisul ditetapkan sebagai tersangka pada September 2018 setelah dilaporkan PT Kapuk Naga Indah atas kasus pencemaran nama baik.
Dalam laporannya, PT Kapuk Naga Indah merasa dirugikan oleh Waisul terkait perkataannya yang dimuat sejumlah media online pada 18 Juli 2018.
Saat itu, Waisul yang menjabat sebagai Ketua Forum Masyarakat Nelayan Kampung Baru Dadap menilai proyek pembangunan jembatan yang menghubungkan kawasan Pantai Indah Kapuk 2 dan Pulau C merugikan warga Kampung Dadap.
Waisul menilai, pembangunan jembatan itu membuat nelayan harus melaut lebih jauh karena ikan-ikan di dekat daratan kabur akibat proses konstruksi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.