Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nelayan Dadap Dijemput Paksa, Polisi Tanyakan Hal Ini...

Kompas.com - 08/03/2019, 23:47 WIB
Walda Marison,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Forum Masyarakat Nelayan Kampung Baru Dadap, Waisul Kurnia dijemput paksa untuk melakukan pemeriksaan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (6/3/2019).

Selama pemeriksaan, Waisul yang berstatus tersangka ditanyakan beberapa hal oleh penyidik Direskrimsus Polda Metro Jaya.

Salah satu pertanyaan terkait pembangunan jembatan pulau reklamasi

"Pertanyaan-pertanyaan tersebut berkaitan dengan aktivitas pembangunan jembatan penghubung antarpulau reklamasi yang melintasi jalur melaut para nelayan Dadap," ujar Kuasa Hukum Waisul, Marthen Y Siwabessy melalui keterangan tertulis, Jumat, (8/3/2019).

Baca juga: Polisi Jemput Paksa Nelayan Dadap

Menurut Marthen, pembangunan jembatan tersebut sempat menuai kritik nelayan setempat.

Sebab, pembangunan tersebut menimbulkan kerusakan pada ekosistem pantai.

"Pembangunan jembatan tersebut menyebabkan rusaknya ekosistem pesisir laut serta mengakibatkan pendangkalan laut akibat banyaknya lumpur di sekitar muara Dadap sehingga para nelayan susah untuk beraktivitas," katanya.

Baca juga: Dituduh Cemarkan Nama Pengembang Reklamasi, Nelayan Dadap Diperiksa

Kritik tersebut muncul lantaran para nelayan tidak tahu menahu perihal pembangunan jembatan tersebut.

Ia mengatakan, pengembang kurang menyampaikan sosialisasi kepada nelayan. 

"Sosialisasi hanya dilakukan satu kali, padahal untuk proyek pembangunan sebesar itu seharusnya dilakukan beberapa kali sosialisasi," ujar Marthen. 

Baca juga: Pemerintahan Berganti, Proyek Rusun Nelayan Muara Angke Mangkrak

Sebelumnya, Waisul ditetapkan sebagai tersangka pada September 2018 setelah dilaporkan PT Kapuk Naga Indah atas kasus pencemaran nama baik.

Dalam laporannya, PT Kapuk Naga Indah merasa dirugikan oleh Waisul terkait perkataannya yang dimuat sejumlah media online pada 18 Juli 2018.

Saat itu, Waisul yang menjabat sebagai Ketua Forum Masyarakat Nelayan Kampung Baru Dadap menilai proyek pembangunan jembatan yang menghubungkan kawasan Pantai Indah Kapuk 2 dan Pulau C merugikan warga Kampung Dadap.

Waisul menilai, pembangunan jembatan itu membuat nelayan harus melaut lebih jauh karena ikan-ikan di dekat daratan kabur akibat proses konstruksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com