Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fasilitas Park and Ride Stasiun MRT Fatmawati Rentan Disalahgunakan

Kompas.com - 22/03/2019, 15:50 WIB
Walda Marison,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Vice President Parking Management PT Jakarta Utilitas Propertindo, Wahyu Anjar Kurniawan mengatakan, fasilitas park and ride untuk penumpang MRT yang akan dibangun di lahan milik PT Jakarta Tourisindo di Fatmawati, Jakarta Selatan, rentan disalahgunakan.

Lahan parkir yang akan dibangun khusus untuk pengguna MRT Stasiun Fatmawati itu bertarif parkir murah tetapi berpotensi tidak tepat sasaran. Menurut dia, orang yang bukan pengguna MRT akan parkir di tempat itu. Setelah parkir kendaraan di sana, mereka bisa saja tidak naik MRT tetapi pergi ke tempat lain di sekitar Fatmawati.

Baca juga: Bakal Jadi Park and Ride untuk Stasiun MRT, Begini Kondisi Lahan Jakarta Tourisindo

"Karena kan di sekitar daerah itu banyak daerah komersial dan parkirnya jauh lebih mahal dari pada park and ride. Nanti disalahgunakan dengan orang yang mau ke sekolah atau ke tempat tempat lain," kata dia Jumat (22/3/2019).

Karena itu, pihaknya sedang berkoordinasi dengan MRT guna mengintegrasikan tiket parkir dengan tiket MRT.

"Saya minta satu kartu berbentuk sistem yang integrated dengan sistem kartu saya. Jadi bagaiamana orang bisa masuk ke parkir menggunakan kartu tersebut sampai masuk ke MRT dengan kartu yang sama," ujar dia.

Namun proses tiketing itu masih dalam pembahasan pihaknya dengan MRT. Dirinya belum bisa memastikan kapan rancangan tersebut akan rampung.

"Tergantung MRT-nya, katanya sih 3 sampai 6 bulan ke depan. Memang sistem parkir kita perlu inject dengan sistem MRT-nya," ujar dia.

Baca juga: Transjakarta Siapkan Bus dari Park and Ride ke Stasiun MRT Lebak Bulus dan Fatmawati

Tarif parkir di fasilitas park and ride itu sebesar Rp 5.000 untuk mobil, Rp 2.000 untuk sepeda motor dan Rp 1.000 untuk sepeda.

Tarif itu mengacu pada Peraturan Gubernur (Pergub) DKI Jakarta Nomor 31 Tahun 2017 tentang Tarif Layanan Parkir, Denda Pelanggaran Transaksi dan Biaya Penderekan atau Pemindahan Kendaraan Bermotor.

Dalam waktu dekat, lahan parkir tersebut akan dibuka dan mulai beroperasi

"Insya Allah Minggu depan masih dengan sistem manual. Tetap terintegrasi dengan MRT. Tetapi masih menggunakan kertas tiket biasa," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Ngaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Ngaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com