Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Saksi Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi, Dengar Teriakan hingga Curigai Pelaku

Kompas.com - 02/04/2019, 14:43 WIB
Dean Pahrevi,
Dian Maharani

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com — Terdakwa kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi, Haris Simamora, menjalani sidang lanjutan dengan agenda mendengarkan keterangan saksi di Pengadilan Negeri Bekasi, Senin (1/4/2019).

Dalam sidang itu terdapat dua saksi yang memberikan keterangan. Saksi pertama ialah Hilarius yang merupakan penghuni kontrakan yang dijaga korban, Daperum Nainggolan.

Saksi kedua, Mangaratua, yang ikut bekerja di warung milik korban, adalah orang yang curiga dengan Haris terkait tewasnya keluarga Daperum.

Hilarius menjadi saksi pertama yang menceritakan kesaksian dia terhadap kasus pembunuhan itu.

Baca juga: Saksi Dengar Suara Teriakan pada Malam Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi

Kesaksian Hilarius melihat jasad korban

Hilarius dalam keterangannya memberikan kesaksian pada malam pembunuhan korban Selasa (13/11/2018).

"Jam 22.00 (malam) saya sampai rumah. Saya tidur kira-kira jam 23.00. Cuma pas sebelum tidur dengar pintu gerbang terbuka. Jam 23.00 pas dikunci yang biasa ngunci Pak Nainggolan. Tetangga saya ada yang pegang satu (kunci)," kata Hilarius di ruang sidang Pengadilan Negeri Bekasi, Senin (1/4/2019).

Hilarius mendengar suara teriakan wanita. Namun, ia tidak menghiraukannya.

Pada pagi harinya pukul 06.30 WIB, dia mendengar teriakan tetangganya yang ternyata menemukan jasad korban di rumah.

"Kemudian saya lihat ramai, saya langsung tanya 'Ada apa, ada apa?' termasuk ke salah satu penghuni dokter. Dia nunjuk doang enggak bilang apa-apa. Saya lihat ke jendela (rumah korban) saya kabur ke atas bilang ke istri," ujar Hilarius.

Dari balik jendela itu, Hilarius melihat langsung jasad korban saat masih terkapar. Namun, dia tidak tahu persis luka yang di tubuh korban. Dia hanya melihat banyak bercak darah di lantai.

Baca juga: Sidang Kasus Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi Dilanjutkan 18 Maret

Mangaritua curigai Haris sebagai pembunuh

Lain lagi dengan kesaksian Mangaritua. Ia sempat curiga bahwa Haris adalah pembunuhnya.

Kecurigaan itu berawal saat Senin (12/11/2018) dirinya sedang berada di rumah korban dan mengobrol dengan korban, Maya Boru Ambarita. Dia bercerita bahwa dirinya sedang mencari pekerjaan.

Maya pun menawarkan Mangaritua untuk menggunakan jasa Haris yang bisa memasuki orang bekerja di perusahaan tempat Haris kerja di daerah Cikarang, Kabupaten Bekasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com