Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Saksi Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi, Dengar Teriakan hingga Curigai Pelaku

Kompas.com - 02/04/2019, 14:43 WIB
Dean Pahrevi,
Dian Maharani

Tim Redaksi

Mangaritua pun setuju dan Maya menghubungi Haris terkait hal tersebut. Haris pun memberikan syarat untuk bisa masuk kerja harus bawa data diri lengkap dan uang Rp 1,5 juta.

Mangaritua harus pulang ke kosannya di Glodok, Jakarta Barat, untuk mengambil data dirinya.

"Jam setengah 6 sore saya pulang ke Glodok untuk ambil data diri saya. Kak Maya juga bilang saya mesti balik lagi ke rumahnya besok pagi untuk kasih data diri saya ke Haris karena Kak Maya dan Haris mau ke Tanah Abang beli perlengkapan Natal," kata Mangaritua.

Keesokan harinya Selasa (13/11/2018), pukul 06.00 WIB, Mangaritua menerima pesan WhatsApp dari Haris bahwa data dirinya sudah dimasukkan ke perusahaan tempat Haris bekerja.

Dia pun bingung Haris bisa mendapatkan nomor ponselnya, padahal sebelumnya dia tak pernah bertemu Haris.

Mangaritua hanya mengiyakan permintaan Haris yang menyuruhnya ke Terminal Cikarang 2. Tak lama kemudian, dia menerima pesan dari sepupunya bahwa ada perampokan di rumah korban yang menewaskan Daperum dan keluarganya. Dia pun segera menuju rumah korban.

"Saya langsung hubungi Haris bahwa saya enggak bisa ke Cikarang karena keluarga Nainggolan dirampok dan dibunuh. Saya juga suruh Haris ke Pondok Gede, tapi dia bilang mau izin dulu sama kantornya," ujar Mangaritua.

Mangaritua juga kembali menghubungi Haris untuk segera ke rumah korban. Namun, Haris membalas WhatsApp menggunakan nomor korban, Daperum Nainggolan.

"Saya bingung, saya tanya ini nomornya bang Nainggolan. Kata dia 'Ini nomor saya. Saya bilang lagi, 'Jangan-jangan kamu yang bunuh'. Haris bilang 'Kamu jangan nuduh sembarangan, ini kasus besar perampokan'," kata Mangaritua menirukan perkataan Haris.

Setelah itu, Mangaritua sudah tidak berhubungan lagi dengan Haris. Dia tiba di rumah korban pada pukul 12.00 WIB dengan kondisi rumah korban sudah dipenuhi warga sekitar dan awak media.

"Sampai rumah Kak Maya saya ditelepon saudara saya disuruh keluar dari kerumunan. Saya dibawa polisi setelah itu," ujar Mangaritua.

Baca juga: Ucapan Korban Ini Membuat Haris Rencanakan Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi

20 saksi akan berikan keterangan

Jaksa Fariz mengatakan, terdapat 20 saksi yang akan memberikan keterangan di persidangan. Namun, pada Senin kemarin hanya dua yang bisa hadir.

"Ada 20 saksi, harusnya hari ini itu enam saksi yang datang. Tapi yang bisa cuma dua karena mungkin yang lain ada halangan," kata Fariz.

Adapun sidang lanjutan Haris akan dilanjutkan pada Senin (8/4/2019) pukul 13.00 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com