TANGERANG, KOMPAS.com - Sejumlah warga menemukan seikat surat suara yang dicoret tanda silang saat keributan terjadi di tempat pemungutan suara (TPS) Perumahan Lippo Karawaci Utara, Tangerang, Banten, Rabu (17/4/2019) siang.
Seorang warga yang menemukan bundelan surat suara tercoret di lokasi TPS itu adalah Junita.
"Tadi kan katanya surat suara sudah habis, terus saya dan warga-warga lainnya menemukan satu dus surat suara, di situ kami dapat sebundel surat suara yang diberi tanda silang," kata Junita kepada Kompas.com, Rabu sore.
Warga pun bertanya-tanya kenapa ada surat suara yang dicoret di sana padahal masih banyak warga yang belum mencoblos di lokasi tersebut.
Baca juga: Surat Suara Kurang, Pencoblosan di Lippo Karawaci Utara Ricuh
Menjawab hal tersebut, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tangerang Ahmad Syailendra mengatakan, surat suara yang ditemukan warga tersebut merupakan surat suara sisa dari penambahan yang dilakukan pihaknya.
"Itu surat suara yang tidak digunakan, kalau surat suara tidak terpakai itu kan harus dicoret," kata dia Syailendra saat dihubungi terpisah.
Menurut dia, saat itu KPU datang menambah surat suara karena banyaknya warga yang masuk dalam daftar pemilih khusus (DPK).
Sesampainya di lokasi, mereka melakukan pendataan berapa jumlah DPK yang masuk dan terdaftar di ketujuh TPS yang ada di lokasi tersebut.
Kemudian, pihaknya membagi-bagikan surat suara itu ke masing-masing TPS sesuai dengan jumlah kekurangan yang tercatat.
"Surat suara yang berlebih kemudian dicoret agar mengantisipasi kecurangan," ucap dia.
Namun, saat itu warga masih tersulut emosi sehingga mengacak-acak kardus berisi surat suara yang berlebih tersebut.
"Kita ada sisa surat suara tambahan disimpan di sini, sisa hasil bagi, 'Ini surat suara masih banyak kenapa tidak dibagikan'," kata Ketua Kelompok Penyelenggaraan Pemungutan Suara (KPPS) TPS 44, Yati Suhardi.
Di situlah warga menemukan surat suara yang dicoreti tanda silang tersebut.
Baca juga: Informasi Formulir A5 Tak Lengkap, Mahasiswa Gagal Beri Suara di Petamburan
Sebelumnya diberitakan, kericuhan sempat terjadi di lokasi itu karena kekurangan surat suara.
Yati menyebutkan, kurangnya surat suara terjadi karena membeludaknya warga yang tak masuk daftar pemilih tetap (DPT) yang ingin mencoblos di lokasi tersebut.
Ia mencatat, di TPS-nya setidaknya ada 200 warga yang mendaftar sebagai daftar pemilih khusus (DPK).
Namun setelah di beri pengertian oleh pihak kepolisian, KPU, TNI dan pejabat pemerintah setempat, keributan berhasil diredam dan pemilihan kembali dilanjutkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.