Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Hoaks Video Mobil Boks Berstiker KPU Dituding Akan Ubah C1

Kompas.com - 23/04/2019, 08:14 WIB
Ardito Ramadhan,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Sebuah video soal mobil boks berstiker KPU digerebek sejumlah warga karena dituding berisi formulir C1 yang hendak dimodifikasi tersebar luas di internet, salah satunya lewat aplikasi WhatsApp.

"Tertangkap basah, supir dan aparat yg kawal langsung kabur, kejadian di Condet semalam. Lgsg kami amankan barbuk, Panik berusaha mau rubah C1. Kalau mmg hasil QC sdh menang knp masih berusaha CURANG dimana mana?," bunyi keterangan yang menyertai video itu.

Penelusuran Kompas.com, video itu benar diambil di kawasan Condet, Jakarta Timur, Senin (22/4/2019) dini hari. Video itu diambil di depan sebuah pabrik percetakan tempat mobil boks terparkir.

Ketua KPU Jakarta Timur Wage Wardhana membantah bila mobil tersebut merupakan mobil milik KPU. Wage mengatakan, mobil itu milik pabrik percetakan bernama Digital Print, tempat mobil terparkir.

Baca juga: Viral Mobil Boks Berstiker KPU Diduga Berisi C1 Digerebek, Ini Faktanya...

"Ternyata faktanya itu mobil pengangkut logistik dari Digital Print. Dan memang faktanya digital print ini banyak menerima order dari KPU berbagai daerah," kata Wage saat dikonfirmasi Kompas.com.

Tangkapan layar video viral yang menggambarkan mobil boks berstiker KPU yang dituding berisi akab ubah C1 di Condet, Jakarta TimurTangkapan layar akun Twitter @MadinaAswaja Tangkapan layar video viral yang menggambarkan mobil boks berstiker KPU yang dituding berisi akab ubah C1 di Condet, Jakarta Timur

Wage menuturkan, stiker yang tertempel di badan mobil sengaja dipasang untuk kepentingan keamanan ketika mobil itu mengirim alat peraga kampanye pesanan ke sejumlah daerah di luar Jakarta seperti Lampung, Konawe, dan lain-lain.

Wage pun memastikan, mobil itu sama sekali tidak mengangkut berkas-berkas seperti surat suara ataupun formulir C1 karena mobil itu hanya mengangkut alat peraga kampanye.

"Bisa dipastikan di sana tidak ada surat suara, tidak ada berita acara dan lain-lain terkait sarana untuk mengubah suara itu tidak ada, itu murni APK," ujar Wage.

Pantauan Kompas.com di lokasi, mobil boks itu masih terparkir di depan pabrik percetakan Digital Print. Namun, tiga buah stiker yang tadinya ditempel di badan mobil sudah dilepas.

Baca juga: Mobil Boks Berstiker KPU Dituding Berisi C1, Pekerja Percetakan Kesal

Tangkapan layar video viral yang menggambarkan mobil boks berstiker KPU yang dituding berisi akab ubah C1 di Condet, Jakarta TimurTangkapan layar akun Twitter @MadinaAswaja Tangkapan layar video viral yang menggambarkan mobil boks berstiker KPU yang dituding berisi akab ubah C1 di Condet, Jakarta Timur

Pekerja percetakan kesal

Pekerja percetakan itu pun ikut dibuat kesal atas beredarnya video hoaks tersebut. Arif, salah seorang karyawan, merasa geram dengan tuduhan yang diberikan ke tempatnya bekerja.

Arif membantah bila tempat bekerjanya mempunyai alat yang bisa mengubah formulir C1 sebagaimana yang dinarasikan dalam video viral.

Ia mengatakan, Digital Print merupakan pabrik penyedia spanduk yang bahan pembuatannya berbeda dengan bahan pembuatan formulir C1.

"Di sini cuma alat peraga kampanye, jadi kita enggak ada hubungannya dengan kecurangan surat suara, apaan? Media mesin kita itu spanduk yang bahannya beda," ujar Arif sambil terheran-heran.

Baca juga: Ketua KPU Jaktim: Kita Diserang-serang, padahal Tidak Ada C1 Dalam Mobil Boks

Mobil boks berstiker KPU yang viral di media sosial tengah terparkir di depan pabrik percetakan Digital Print, Condet, Jakarta Timur, Senin (22/4/2019).KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D Mobil boks berstiker KPU yang viral di media sosial tengah terparkir di depan pabrik percetakan Digital Print, Condet, Jakarta Timur, Senin (22/4/2019).

Didatangi puluhan warga

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com