Sementara itu, karyawan lain yang bernama Fikri (22 tahun), karyawan pabrik percetakan itu, menuturkan bahwa tempat bekerjanya tiba-tiba disatroni oleh banyak orang saat kejadian.
"Ada orang ke sini ramai-ramai ngakunya orang Condet sini dikiranya kita membawa surat suara," kata Fikri.
Fikri menceritakan, warga yang berjumlah sekira 20 orang itu pun meminta masuk ke dalam ruangan pabrik. Di sana, mereka mempertanyakan banyaknya spanduk bergambar Jokowi dan tidak adanya spanduk bergambar Prabowo.
"Ini kok banyaknya Jokowi, Prabowonya mana? Harusnya kan KPU netral. Mereka itu menganggapnya kita itu sepihak, padahal itu kan karena orderannya aja," ujar Fikri.
Fikri melanjutkan, para warga mengancam bertahan di Digital Print sampai Bawaslu mendatangi tempat itu. Namun, warga akhirnya membubarkan diri pada pukul 04.00 WIB dini hari meski Bawaslu belum tiba.
Atas kejadian tersebut, KPU Jakarta Timur merasa dirugikan. Wage mengaku kejadian itu juga sempat mengganggu kinerja KPU Jakarta Timur.
"Yang jelas ini sempat mengganggu kondusivitas KPU Jakarta Timur lah, ini kita diserang-serang lagi tapi bisa dipastikan di sana tidak ada surat suara," ujar Wage.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Tertangkap basah, supir dan aparat yg kawal langsung kabur, kejadian di Condet semalam. Lgsg kami amankan barbuk, Panik berusaha mau rubah C1. Kalau mmg hasil QC sdh menang knp masih berusaha CURANG bong#KpuJanganCurang#BPNKawalSuaraKami#MauMenangKokMainCurang pic.twitter.com/YmNb49yaZ2
— Madina Aswaja (@MadinaAswaja) April 22, 2019