Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persembahan untuk Saudara Muslim, Berbuka Puasa di Wihara Dharma Bakti

Kompas.com - 08/05/2019, 09:44 WIB
Vitorio Mantalean,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Suasana Wihara Dharma Bakti tampak ramai pada Selasa (7/5/2019) sore kemarin. Orang berkerumun untuk mendapatkan makanan menjelang berbuka puasa.

Ya, sore kemarin, pihak wihara mengadakan berbuka puasa untuk kaum muslimin. Berbuka gratis di Klenteng Tek le yang terletak di kawasan petak Sembilan, Jakarta Barat ini berlangsung hingga 29 Mei 2019.

Dalam seremoni pembukaan yang dihadiri para relawan dan pengurus yayasan wihara. Animo masyarakat setempat cukup tinggi untuk mengambil takjil.

Berbagai menu seperti nasi kuning, ayam suwir, saur tumis, serta beberapa gorengan disediakan selain es buah dan teh manis. Sejak pukul 17.30, peserta telah rapi berbaris, dengan anak-anak dan lansia menempati urutan depan.

Salah seorang yang ikut mengantre, Peti (25), mengaku gembira bisa kembali berpartisipasi. Sebelumnya, kegiatan serupa juga dihelat pada Ramadhan tahun lalu.

Baca juga: Toleransi Berpuasa di Antara Personel Geisha

"Membantu banget buat kita yang puasa, kita kan agak susah ekonominya. Tiga minggu bakal di sini terus, sama ibu, suami, anak-anak," kata Peti kepada Kompas.com.

Peti tampak lahap menyantap menu buka puasa bersama ibu, suami, dan anak-anaknya yang tak bisa diam. Di bawah remang senja, mereka menggelar tikar di halaman wihara, duduk lesehan sembari berbuka puasa bersama peserta lainnya. Sejam berselang, mereka pulang.

Berbagi kasih dengan kaum dhuafa

Pengumuman kegiatan Buka Puasa Gratis yang digelar di Wihara Dharma Bakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat menyambut bulan Ramadhan 2019.KOMPAS.com / VITORIO MANTALEAN Pengumuman kegiatan Buka Puasa Gratis yang digelar di Wihara Dharma Bakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat menyambut bulan Ramadhan 2019.

Pengurus yayasan menyebut jika kebanyakan peserta merupakan kaum dhuafa yang tinggal di sekitar wihara.

"Pembina yang sekarang kan muslim, Pak Jusuf Hamka. Beliau ingin supaya kita lebih bermasyarakat-lah untuk toleransi sesama umat beragama, umat manusia. Dari Pak Jusuf program ini khususnya untuk kaum dhuafa. Dari kita, mayoritas harusnya untuk kaum dhuafa yang muslim dulu, walaupun tidak tertutup buat warga di sini yang juga membutuhkan," kata Sundoro Aggie (31), salah seorang staf di yayasan.

Baca juga: Soal Tolak Wisata Halal, Wagub NTT: Semata-mata untuk Menjaga Toleransi yang Sudah Baik

Jusuf Hamka adalah pebisnis yang belakangan mendirikan warung nasi kuning harga hemat.

"Mereka yang datang sih enggak semuanya muslim ya, tapi mayoritas kita utamakan yang puasa dulu, baru yang tidak puasa," imbuh pria yang akrab disapa Zacky itu.

Asen, staf yayasan lainnya, mengamini pendapat tersebut. Menurut dia, kegiatan ini merupakan pengejawantahan sikap Dewi Kwan Im yang selalu mengedepankan kasih sayang ke seluruh makhluk.

"Kita enggak boleh pilih kasih, kita harus kasih, kasih, kasih, enggak tanya agama apa, dari mana. Kalau mau makan sama-sama buka puasa di sini (wihara) juga boleh, silakan. Sama-sama kita kumpul enggak tanya dari mana dari mana," tutur Asen.

Baca juga: Terkait Pemahaman Pancasila, Jokowi Sebut Toleransi Harus Diajarkan Sejak Dini

Asen mengklaim jika para pengurus yayasan tetap memberdayakan warung-warung kecil di sekitar wihara guna menyediakan takjil gratis, alih-alih hanya mengandalkan satu supplier.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
KPU DKI Bakal 'Jemput Bola' untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

KPU DKI Bakal "Jemput Bola" untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

Megapolitan
Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Megapolitan
Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Megapolitan
Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com