Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Petugas Tagana Hadapi Para Pencari Suaka

Kompas.com - 22/07/2019, 22:41 WIB
Verryana Novita Ningrum,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Di balik keberadaan para pencari suaka di gedung eks Kodim di Kalideres, Jakarta Barat, ada para petugas Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang berjaga 24 jam di tempat itu.

Para petugas Tagana akrab dengan para imigran. Bagaimana tidak, setiap hari sejak dipindahkan ke gedung itu, para petugas Tagana bertemu mereka.

Petugas Tagana yang kerjanya dibagi dalam dua shift sehari itu mengurus keperluan imigran. Dari makanan hingga berbagai keperluan lain. 

Baca juga: Petugas UNHCR Mengecek Tempat Penampuan Pencari Suaka di Kalideres

Pramono (47) salah satu petugas Tagana menceritakan bagaimana sulitnya mengatur anak-anak kecil yang kerap berlari-lari, kadang-kadang hingga ke jalan raya.

"Anak-anak ini yang paling susah diatur, bukan apa-apa kadang takut kalau lari-lari ke jalan raya banyak kendaraan. Tapi, namanya anak-anak, ya memang begitu," katanya saat ditemui Kompas.com, Senin (22/7/2019).

Namun, Pramono merasa iba atas situasi yang mereka alami. Dia mengatakan, anak-anak itu seharusnya sekolah seperti anak-anak pada umumnya.

"Tapi, kadang-kadang kasihan lihatnya, bagaimana masa depan mereka nanti," kata Pramono.

Pramono juga bercerita, perselisihan antar imigran sering terjadi. Biasanya karena masalah-masalah sepele, seperti antre saat mengambil air wudhu, makanan, atau minuman.

Gesekan-gesekan seperti itu juga harus dia hadapi, dan beberapa kali para petugas Tagana menengahi.

"Mereka juga mungkin stres ya, di tempat kecil begini orang banyak. Tapi hanya gesekan kecil saja. Kita yang berkeluarga kecil saja kadang-kadang juga cekcok, apalagi ini dari macam-macam negara," kata Pramono.

Petugas Tagana lainnya tampak bersenda gurau dengan anak-anak imigran. Salah satunya Iwan, yang menyuruh salah satu anak dari Somalia untuk bernyanyi.

"Ayo, kamu katanya bisa nyanyi, nyanyi apa coba," kata Iwan kepada anak itu.

Iwan mengatakan, anak-anak para pencaroi suaka itu kebanyakan bisa berbahasa Indonesia. Karena itu, dia lebih sering berkomunikasi dengan anak-anak.

Baca juga: Dari Somalia sampai China, Pencari Suaka di Penampungan Kalideres Capai 1.400 Orang

"Ya, mereka rata-rata bisa bahasa Indonesia, ngobrol begini hiburan jugalah," kata Iwan.

Kesulitan lain para petugas Tagana adalah memberi tahu para imigran agar tidak mengambil jatah makanan berlebih.  Kejadian seperti itu kerap terjadi. Namun para petugas dengan sabar memberi tahu.

Situasi di gedung eks Kodim, Jakarta Barat, Senin (22/07/2019).KOMPAS.com/ VERRYANA NOVITA NINGRUM Situasi di gedung eks Kodim, Jakarta Barat, Senin (22/07/2019).

"Ya, kadang sudah ambil jatah (makanan) ibunya, nanti anaknya ambil lagi, suaminya juga. Kami sih kasih tahu terus saja, kami  kan juga sudah hafal ini keluarga siapa," kata Iwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com