Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunakan TAA, Kepastian Kronologi Truk Pertamina yang Terbakar Ditentukan dalam 3 Hari

Kompas.com - 24/07/2019, 16:27 WIB
Dean Pahrevi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi baru saja selesai melakukan olah TKP kecelakaan truk Pertamina yang melibatkan mobil Calya di Tol Wiyoto Wiyono KM 5 arah Cawang, Jakarta Timur, Rabu (24/7/2019).

Olah TKP ini menggunakan traffic analysis accident (TAA) yang dikerjakan dalam kurun waktu sekitar 2 jam.

Kanit Laka Lantas Polres Metro Jakarta Timur AKP Agus mengatakan, dengan penggunaan TAA memunginkan kepastian kronologi kecelakaan akan 100 persen terbaca dan diketahui. Hasil olah data TKP dengan TAA akan selesai dalam tiga hari.

Baca juga: Polisi Akan Gunakan TAA untuk Periksa Lokasi Kecelakaan Truk Pertamina

"Ya, 100 persen akan terlihat semua kronologinya segala macam," kata Agus di lokasi, Rabu.

Agus menambahkan, dugaan sementara kronologi kecelakaan berawal dari mobil Calya yang terlebih dahulu menyenggol truk tangki Pertamina.

Kemudian truk dan mobil tidak terkendali sehingga truk menabrak pembatas jalan dan kepala truk terjatuh ke jalur arteri tepatnya di depan Gerbang Tol Rawamangun.

Baca juga: Ada Olah TKP Kecelakaan Truk Pertamina, Gerbang Tol Rawamangun Ditutup Sementara

"Dugaan sementara menggunakan cara manual itu truk tanki tersenggol Calya, terus melintir kemudian sama-sama bergeser ke arah selatan dengan posisi terakhir truk melintang 40 derajat, menggantung kepalanya di guardil (pembatas) dan terjatuh. Kemudian Calya menghadap utara dan tertimpa, sehingga sama-sama terbakar," ujar Agus.

Kemudian, berdasarkam penghitungan secara manual, kecepatan truk sesaat sebelum kecelakaan diduga berada di angka 53,8 kilometer per jam.

"Truk tangki ini dalam keadaan darurat bisa ada dua hal yang bisa menghentikan yaitu handbrake (rem tangan) dan tertabrak. Jadi kalau dia tertabrak sesuatu dia secara computerize handbrake seluruh roda akan berhenti secara bersamaan. Jadi kemungkinannya tertabrak dan otomatis truk ini akan berhenti sehingga kecepatan 53,8 itu berhenti itu tentu menimbulkan bisa jadi oleng dan menabrak guardil," ujar Agus.

Dari hasil olah TKP manual sementara itu, polisi juga menduga ada kelalaian dari pengemudi mobil Calya sehingga menabrak truk Pertamina. Namun polisi hingga kini masih menunggu hasil olah data TAA untuk menentukan kepastian kronologi kecelakaan.

Baca juga: Beda Versi dengan Pertamina soal Penyebab Kecelakaan, Ini Kata Polisi

Sebelumnya, pada Minggu (21/7/2019) pukul 01.55 WIB sebuah truk tanki Pertamina bermuata 24 kiloliter bahan bakar alami kecelakaan menabarak pembatas jalan tol dan melibatkan mobil Cayla B 2230 TOW.

Akibatnya, kedua mobil terbakar dan api dapat dipadamkan pukul 03.10 WIB. 3 orang tewas dalam kecelakaan itu yakni Asep Abdur Rohman yang merupakan pengemudi truk, Ahmad Wagiyanto merupakan kernet truk dan Peter Christian Djaja merupakan pengemudi mobil merk Calya.

Saat menabrak pembatas jalan, bagian kepala truk terjatuh ke jalur arteri Jalan Jenderal Ahmad Yani, tepatnya di depan Gerbang Tol Rawamangun. Gerbang tol pun sempat ditutup sementara karena proses evakuasi kepala truk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com