Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mesin EDC Minim, Dirut Transjakarta Janji Terapkan Sistem Tap On Bus

Kompas.com - 30/07/2019, 13:50 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Transportasi Jakarta menanggapi keluhan dari seorang pelanggan Transjakarta karena minimnya mesin EDC (electronic data capture) di dalam bus transjakarta.

Direktur Utama PT Transjakarta, Agung Wicaksono menjelaskan, transjakarta sejak dulu memang menggunakan tiket dari tapping di gate dengan kartu uang elektronik (KUE) dari bank untuk rute BRT.

Adapun, rute BRT maksudnya adalah rute di dalam koridor yang melintasi halte-halte.

"Jadi memang tidak ada pembayaran tunai di atas bus di rute BRT itu," ucap Agung dalam keterangan tertulisnya, Selasa (30/7/2019).

Bahkan, saat ini PT Transjakarta memiliki lebih banyak rute non-BRT atau yang di luar koridor.

Baca juga: Viral Keluhan soal Minimnya Mesin EDC di Bus, Ini Kata Transjakarta

Sampai saat ini sudah ada hampir 900 bus non-BRT yang dioperasikan Transjakarta.

Menurutnya, banyaknya rute non-BRT ini akan membuat kawasan yang bisa dijangkau lebih banyak.

"Nah, untuk rute non-BRT ini haltenya tidak di tengah koridor, jadi pembayarannya tidak bisa tapping di halte, melainkan di dalam bus," jelas Agung.

PT Transjakarta akan gunakan "tap on bus"

Menurutnya, mekanisme pembayaran yang paling memungkinkan untuk di dalam bus adalah dengan sistem tap on bus.

Dengan sistem ini, penumpang tinggal menempelkan kartu uang elektronik ke mesin tap yang ada di dalam bus.

Agung mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih menggunakan EDC lantaran dulunya TransJakarta ini tidak melakukan investasi sendiri untuk sistem pembayarannya.

Dulu PT Transjakarta masih bergantung pada bank sehingga semua pembayaran menggunakan kartu uang elektronik dari bank.

Baca juga: Bus-bus Transjakarta Terbengkalai di Ciputat dan Bogor Imbas Pengadaan yang Bermasalah

"Satu mesin EDC hanya bisa membaca satu jenis kartu bank tertentu. Karena mesin EDC ini bergantung dari supply dari bank, sebagai back-up disediakan tiket kertas untuk bukti pembayaran," ujar Agung.

Oleh karena itu, pihaknya menargetkan akan berhenti mengunakan mesin EDC tahun ini.

Agung mengatakan, semua bus non-BRT sedang dipasangi reader untuk tap on bus (TOB).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com