Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Pemprov DKI Tekan Sampah di Sumbernya

Kompas.com - 02/08/2019, 08:17 WIB
Nursita Sari,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah melakukan sejumlah upaya demi mengurangi volume sampah yang dikirim ke TPST Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat.

TPST Bantargebang diperkirakan tidak lagi mampu menampung sampah Jakarta tahun 2021.

Pemprov DKI harus memperpanjang masa pakai TPST itu sebelum fasilitas pengolah sampah dalam kota atau intermediate treatment facility (ITF) di Jakarta rampung dibangun.

Salah satu upaya yang dilakukan yakni mengurangi sampah dari sumbernya. Ini merupakan salah satu kegiatan strategis daerah (KSD) Pemprov DKI untuk mengatasi permasalahan sampah Jakarta.

Baca juga: Bom Waktu TPST Bantargebang di Balik Ribut Anies-Bestari-Risma soal Sampah

Berikut beberapa upaya Pemprov DKI untuk mengurangi sampah di sumbernya:

Minta warga kurangi sampah 

Pemprov DKI meminta warga mengurangi produksi sampah. Cara yang bisa dilakukan warga di antaranya bijak menggunakan kantong plastik, membawa tumbler, membawa tempat makan, dan menggunakan tas ramah lingkungan.

"Kami minta masyarakat dan kami mulai sosialisasikan secara masif bagaimana caranya supaya masyarakat itu mau mengurangi memproduksi sampah," ujar Kepala Unit Tempat Pengelola Sampah Terpadu Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto, Rabu (31/7/2019).

Minta warga pilah sampah

Selain itu, Pemprov DKI meminta warga mulai sadar memilah jenis sampah untuk didaur ulang. Saat ini, kebanyakan warga menggabungkan semua jenis sampah yang mereka hasilkan.

"Masalah sampah di Indonesia adalah sampah itu tidak dipilah, akhirnya kayak plastik-plastik yang seharusnya bisa dimanfaatkan oleh industri daur ulang, itu tidak bisa dimanfaatkan," kata Asep.

Perbanyak TPS 3R 

Upaya lain yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta untuk menekan sampah dari sumber adalah memperbanyak tempat pengolahan sampah (TPS) reduce, reuse, recycle (3R).

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih mengatakan, Pemprov DKI Jakarta saat ini baru memiliki empat TPS 3R yang memadai.

"Kami memang sekarang yang disebut TPS 3R itu baru ada empat yang bagus ya. Salah satunya di Rawasari," ujar Andono, Kamis.

Pemprov DKI ingin setiap kecamatan di Jakarta memiliki TPS 3R. Dengan begitu, jenis-jenis sampah yang sudah dipilah bisa didaur ulang di TPS 3R tersebut.

"Kami inginnya membuat lagi, inginnya sih satu kecamatan, (ada) dua (TPS 3R). Tentu ini perlu biaya yang tidak sedikit. Jadi, nanti ada pentahapan," kata Andono.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (22/7/2019)KOMPAS.com/RYANA ARYADITA UMASUGI Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (22/7/2019)

Budaya hidup praktis sulitkan kurangi produksi sampah

Menurut Andono, budaya masyarakat yang ingin hidup serba praktis menyulitkan Pemprov DKI mengurangi sampah. Budaya hidup serba praktis selalu menghasilkan banyak sampah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com