Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Pemuda Penyandang Disabilitas Berkongsi Buka Kedai Kopi

Kompas.com - 02/09/2019, 11:25 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com — Keterbatasan fisik tak menyurutkan semangat Wahyu Alistia (25), Saldi Rahman (23), dan Rendy Agusta (25) untuk membuka kedai kopi di area Pasar Granada BSD di Rawa Buntu, Tangerang Selatan. Wahyu dan Rendy tanpa satu tangan, sementara Saldy tanpa satu kaki.

Ketiganya membuka kedai kopi yang diberi nama Kito Rato. Mereka menggunakan mobil VW Kombi yang telah disulap layaknya meja barista di kedai kopi pada umumnya. 

"Sebenarnya sih kami ingin tunjukkan ke teman-teman disabilitas untuk tidak minder dan bekerja dengan orang. Kalau bisa usaha sendiri, ya cobalah. Makanya saya namakan Kito Rato, dari bahasa Melayu artinya sama rata," kata Wahyu, Sabtu (31/8/2019).

Baca juga: Anies Minta Penyandang Disabilitas di Jakarta Ajukan Bantuan Dana ke Dinsos DKI

Sebelum membuka kedai kopi itu, mereka bertiga mengikuti sebuah pendidikan khusus bagi penyandang disabilitas di Cibinong, Bogor, Jawa Barat. 

Selepas pendidikan di Cibinong tersebut, mereka bertemu kembali untuk mewujudkan impian yang pernah bicarakan sebelumnya, yaitu kedai kopi.

"Akhirnya kami belajar dengan kedai kopi yang lagi top saat itu. Dari kedai ke kedai, kami cicipin kopinya. Kami juga dapat bantuan dari orang baik, meminjamkan kami mobil ini sehingga bisa buka saat ini," papar dia.

Kedai kopi mereka telah berjalan tiga minggu. Mereka menjajakan kopi dari sore hingga malam hari.

"Kenapa di sini ya karena kami ingin mengawali dari pojok dulu. Kami yang masih awal enggak mau usaha di tengah karena pasti modalnya besar. Kami lihat di sini ramai. Kami parkirkan saja mobil di sini," ujar Wahyu.

Mereka juga kerap mengunggah menu dan hasil racikan kopi di media sosial. Hasilnya membuat mereka lega. Sejumlah pembeli datang setiap hari setelah food truck mereka buka. 

"Jadi kami baru ada tiga menu nih, kopi, susu, dan mocktail. Yang banyak dicari kopi susu gula aren, itu yang banyak dicari. Buat harga kami pukul rata, cuma Rp 10.000," kata dia.

Keberadaan mereka mulai dikenal. Kini ada yang mengajak mereka untuk mengikuti bazar, bahkan ada undangan ikuti acara di televisi.

"Alhamdulillah kami di-branding juga dan harga lebih, awal Rp 10.000 jadi Rp 15.000. Itu nanti pas car feee day (terkait bazar). Bahkan, kami juga sudah diundang salah satu stasiun televisi," kata dia. 

Wahyu, Saldi, dan Rendi mengimbau teman-teman sesama penyandang disabiltas untuk tidak takut mendirikan usaha. Bagi mereka, kemampuan seseorang tidak akan terlihat sebelum orang itu menujukkannya.

"Saya katakan, jangan takut teman-teman disabilitas buat usaha," kata Wahyu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Dharma Pongrekun: Mau Selamatkan Rakyat

Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Dharma Pongrekun: Mau Selamatkan Rakyat

Megapolitan
Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Megapolitan
Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Megapolitan
Polisi Sebut Tersangka Kasus Kematian Taruna STIP Masih Mungkin Bertambah

Polisi Sebut Tersangka Kasus Kematian Taruna STIP Masih Mungkin Bertambah

Megapolitan
Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Megapolitan
3 Korban Tewas Kebakaran Kapal di Muara Baru Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

3 Korban Tewas Kebakaran Kapal di Muara Baru Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Remaja di Bogor Ditangkap Polisi Usai Tusuk Seorang Ibu dalam Keadaan Mabuk

Remaja di Bogor Ditangkap Polisi Usai Tusuk Seorang Ibu dalam Keadaan Mabuk

Megapolitan
Temui Heru Budi di Balai Kota, Ahmed Zaki Pastikan Bukan Bahas Isu Pilkada DKI 2024

Temui Heru Budi di Balai Kota, Ahmed Zaki Pastikan Bukan Bahas Isu Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Warga Tangkap Pria yang Diduga Tusuk Perempuan di Bogor

Warga Tangkap Pria yang Diduga Tusuk Perempuan di Bogor

Megapolitan
Pemprov DKI Tertibkan 15 Rumah Kumuh di Tanah Tinggi, Direnovasi Jadi Tipe 36

Pemprov DKI Tertibkan 15 Rumah Kumuh di Tanah Tinggi, Direnovasi Jadi Tipe 36

Megapolitan
Ungkap Peredaran Sabu di Tebet, Polisi Selidiki Kemungkinan Asal Narkoba dari Kampung Bahari

Ungkap Peredaran Sabu di Tebet, Polisi Selidiki Kemungkinan Asal Narkoba dari Kampung Bahari

Megapolitan
Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Megapolitan
Warga Bekasi Tertabrak Kereta di Pelintasan Bungur Kemayoran

Warga Bekasi Tertabrak Kereta di Pelintasan Bungur Kemayoran

Megapolitan
Faktor Ekonomi Jadi Alasan Pria 50 Tahun di Jaksel Nekat Edarkan Narkoba

Faktor Ekonomi Jadi Alasan Pria 50 Tahun di Jaksel Nekat Edarkan Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com