Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sabarnya Aiptu Aris Dibentak-bentak Pelanggar Ganjil Genap....

Kompas.com - 10/09/2019, 20:45 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hari ini, cuaca di Jakarta Utara terasa begitu panas. Aplikasi penunjuk cuaca mencatatkan suhu mencapai 34 derajat celcius.

Di tengah teriknya matahari, Aiptu Aris Rusjana yang tengah menjalankan ibadah Puasa Asyura melakukan operasi penindakan para pelanggar lalu lintas di Jalan Gunung Sahari, Pademangan, Jakarta Utara bersama rekan-rekan.

Puluhan kendaraan berpelat ganjil diberhentikan karena hari ini hanya mobil genap yang boleh melintasi jalan tersebut. Di antara puluhan mobil tersebut, sampailah ketika Aris memberhentikan sebuah kendaraan berpelat L.

Baca juga: Wilayah Jakbar Tertinggi Pelanggar Ganjil Genap Hari Pertama, Ini Alasannya...

Seperti biasanya, ia melakukan prosedur penilangan dengan meminta surat-surat kelengkapan berkendara peengendara tersebut.

Saat Aris menerangkan kesalahan pengendara wanita itu, emosinya tiba-tiba tersulut. Wanita yang tak diketahui namanya itu mengatakan tidak mengetahui bahwa kawasan itu terkena kebijakan ganjil genap karena ia berasal dari Surabaya.

Aiptu Aris Rusjana, Polantas yang sabar saat dibentak-bentak pengendara mobil yang melanggar ganjil genapKOMPAS.COM/JIMMY RAMADHAN AZHARI Aiptu Aris Rusjana, Polantas yang sabar saat dibentak-bentak pengendara mobil yang melanggar ganjil genap

"Pokoknya saya tidak mau ditilang ya," bentak wanita itu kepada Aris.

Wanita itu mengaku ia tidak ada waktu untuk mengurus surat tilang yang diberikan Aris karena harus segera kembali ke Surabaya.

Baca juga: Berbagai Reaksi Pelanggar Ganjil Genap, Coba Suap Petugas hingga Telepon Kerabat

Tak hanya Aris, wartawan yang tengah meliput pun ikut dibentak oleh wanita itu.

"Apa ini deket-deket gua bilang jangan direkam, gua banting kamera lu," ujar wanita tersebut kepada salah seorang wartawan stasiun TV yang merekam penilangan dirinya.

Namun, Aris tetap sabar memberikan pengertian kepada wanita tersebut. Aris sama sekali tidak meninggikan suaranya meski terus menerima cercaan dari wanita itu.

Aris sempat membiarkan wanita itu menenangkan diri dan beralih ke pengendara lain. Tapi, wanita itu lantas turun dan mengejar Aris meminta STNK-nya dikembalikan.

Kurang lebih 15 menit wanita itu membentak-bentak Aris. Akhirnya, dengan perasaan jengkel wanita itu menerima surat tilang yang diberikan Aris.

Baca juga: Ditilang karena Ganjil Genap, Begini Cara Mengurus Denda Tilang

Kepada wartawan, Aris mengaku sudah terbiasa menghadapi perlakuan seperti itu dari pelanggar lalu lintas. Namun, 25 tahun mengecap asam garam sebagai anggota Polantas membuat ia bisa bersabar meski telah maki-maki.

"Di perjalanan banyak tipe-tipe manusia ya. Kita masing-masing juga punya karakter masing-masing. Tapi pada dasarnya kita berupaya memahami mereka juga dengan tidak mengurangi rasa hormat kita," ucap Aris.

Aris memaklumi setiap pengendara yang terkena tilang oleh petugas kepolisian pasti merasa kesal walaupun itu karena kesalahannya sendiri.

 

Namun sebagai polisi, ia harus mampu agar rasa sakit hati dari para pengemudi itu tidak berlarut-larut. Ia harus bisa meredam emosinya agar tidak terlibat cekcok dengan si pelanggar tersebut.

"Itu bisa karena biasa. Sudah terbiasa menghadapi yang seperti itu," tuturnya.

Apalagi, ia yang sedang berpuasa menjaga dirinya agar tidak terpancing emosi agar tidak merusak nilai ibadah yang ia lakukan.

Aris hanya berharap kesabarannya dinilai sebagai suatu ibadah di mata Tuhan. Juga sanksi tilang yang ia berikan agar menjadi suatu pembelajaran kepada pengendara agar tidak lagi melanggar lalu lintas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com