JAKARTA, KOMPAS.com - Hari ini, cuaca di Jakarta Utara terasa begitu panas. Aplikasi penunjuk cuaca mencatatkan suhu mencapai 34 derajat celcius.
Di tengah teriknya matahari, Aiptu Aris Rusjana yang tengah menjalankan ibadah Puasa Asyura melakukan operasi penindakan para pelanggar lalu lintas di Jalan Gunung Sahari, Pademangan, Jakarta Utara bersama rekan-rekan.
Puluhan kendaraan berpelat ganjil diberhentikan karena hari ini hanya mobil genap yang boleh melintasi jalan tersebut. Di antara puluhan mobil tersebut, sampailah ketika Aris memberhentikan sebuah kendaraan berpelat L.
Baca juga: Wilayah Jakbar Tertinggi Pelanggar Ganjil Genap Hari Pertama, Ini Alasannya...
Seperti biasanya, ia melakukan prosedur penilangan dengan meminta surat-surat kelengkapan berkendara peengendara tersebut.
Saat Aris menerangkan kesalahan pengendara wanita itu, emosinya tiba-tiba tersulut. Wanita yang tak diketahui namanya itu mengatakan tidak mengetahui bahwa kawasan itu terkena kebijakan ganjil genap karena ia berasal dari Surabaya.
"Pokoknya saya tidak mau ditilang ya," bentak wanita itu kepada Aris.
Wanita itu mengaku ia tidak ada waktu untuk mengurus surat tilang yang diberikan Aris karena harus segera kembali ke Surabaya.
Baca juga: Berbagai Reaksi Pelanggar Ganjil Genap, Coba Suap Petugas hingga Telepon Kerabat
Tak hanya Aris, wartawan yang tengah meliput pun ikut dibentak oleh wanita itu.
"Apa ini deket-deket gua bilang jangan direkam, gua banting kamera lu," ujar wanita tersebut kepada salah seorang wartawan stasiun TV yang merekam penilangan dirinya.
Namun, Aris tetap sabar memberikan pengertian kepada wanita tersebut. Aris sama sekali tidak meninggikan suaranya meski terus menerima cercaan dari wanita itu.
Aris sempat membiarkan wanita itu menenangkan diri dan beralih ke pengendara lain. Tapi, wanita itu lantas turun dan mengejar Aris meminta STNK-nya dikembalikan.
Kurang lebih 15 menit wanita itu membentak-bentak Aris. Akhirnya, dengan perasaan jengkel wanita itu menerima surat tilang yang diberikan Aris.
Baca juga: Ditilang karena Ganjil Genap, Begini Cara Mengurus Denda Tilang
Kepada wartawan, Aris mengaku sudah terbiasa menghadapi perlakuan seperti itu dari pelanggar lalu lintas. Namun, 25 tahun mengecap asam garam sebagai anggota Polantas membuat ia bisa bersabar meski telah maki-maki.
"Di perjalanan banyak tipe-tipe manusia ya. Kita masing-masing juga punya karakter masing-masing. Tapi pada dasarnya kita berupaya memahami mereka juga dengan tidak mengurangi rasa hormat kita," ucap Aris.
Aris memaklumi setiap pengendara yang terkena tilang oleh petugas kepolisian pasti merasa kesal walaupun itu karena kesalahannya sendiri.
Namun sebagai polisi, ia harus mampu agar rasa sakit hati dari para pengemudi itu tidak berlarut-larut. Ia harus bisa meredam emosinya agar tidak terlibat cekcok dengan si pelanggar tersebut.
"Itu bisa karena biasa. Sudah terbiasa menghadapi yang seperti itu," tuturnya.
Apalagi, ia yang sedang berpuasa menjaga dirinya agar tidak terpancing emosi agar tidak merusak nilai ibadah yang ia lakukan.
Aris hanya berharap kesabarannya dinilai sebagai suatu ibadah di mata Tuhan. Juga sanksi tilang yang ia berikan agar menjadi suatu pembelajaran kepada pengendara agar tidak lagi melanggar lalu lintas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.