Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga: Kasihan Pak Anies Jomblonya Kelamaan

Kompas.com - 21/09/2019, 18:25 WIB
Nursita Sari,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno meminta DPRD DKI Jakarta segera memilih wakil gubernur penggantinya.

Dia menyebut, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sudah terlalu lama bekerja tanpa didampingi wakil gubernur.

"Saya mendukung supaya segera (pemilihan wagub DKI). Kasihan Pak Anies jomblonya kelamaan," ujar Sandiaga saat dijumpai di bilangan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Sabtu (21/9/2019).

Baca juga: Dicari, Wakil Gubernur DKI Pendamping Anies Baswedan...

Sandiaga berharap pemilihan wagub DKI menjadi agenda pertama yang dikerjakan DPRD DKI Jakarta periode 2019-2024 setelah alat kelengkapan dewan dibentuk.

Dia meminta para wakil rakyat di Kebon Sirih tidak melulu mengedepankan kepentingan kelompok mereka.

"Harus segera (pemilihan wagub), cepat, ini sudah terlalu lama (kursi wagub kosong)," kata dia.

Sandiaga sekaligus memastikan dirinya tidak akan kembali menjabat sebagai wakil gubernur DKI. Dia menyebut kursi wagub DKI merupakan jatah Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Baca juga: Untuk Pilih Wakil Gubernur DKI, Anies Disarankan Tiru Cara Ahok

Diketahui, Sandiaga menjabat sebagai wakil gubernur DKI setelah menang pada Pilkada DKI Jakarta 2017 bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Anies-Sandiaga diusung oleh Partai Gerindra dan PKS.

Namun, Sandiaga mengundurkan diri sebagai wakil gubernur DKI Jakarta pada Agustus 2018. Dia mundur untuk mendaftarkan diri sebagai calon wakil presiden mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Pilpres 2019.

Setelah ditinggalkan Sandiaga, kursi wagub DKI masih kosong hingga kini. Gerindra dan PKS sebenarnya telah mencalonkan dua kader PKS, Agung Yulianto dan Ahmad Syaikhu, sebagai cawagub DKI. Dua nama itu sudah diserahkan kepada DPRD DKI.

Namun, proses pemilihan wagub di DPRD DKI Jakarta terhenti setelah masa tugas anggota DPRD DKI periode 2014-2019 berakhir pada Agustus lalu dan digantikan oleh anggota DPRD DKI periode 2019-2024.

Baca juga: Sandiaga Tutup Kemungkinan Kembali ke Kursi Wakil Gubernur DKI

DPRD DKI periode 2019-2024 juga belum membahas soal pemilihan wagub karena alat kelengkapan dewan belum dibentuk.

Pimpinan sementara DPRD DKI masih menunggu nama yang akan menjadi ketua DPRD DKI dari PDI-P dan nama yang akan menjadi wakil ketua dari Partai Demokrat.

 

Kompas TV Inilah detik-detik seorang anggota TNI yang menyelamatkan bocah berinisial MS. MS dirantai di belakang rumah oleh orangtuanya di daerah Lhokseumawe, Aceh. MS dirantai karena tak bawa uang dari hasil mengemis. MS mengaku jika tak bawa uang akan dipukul. MS Harus membawa uang sebesar 100 ribu – 200 ribu per hari. Tetangga pun mengungkap sering melihat MS terima perlakuan kasar dari orangtuanya. “Mamaknya ini selalu menyuru dia mengemis sampai sekolahnya tidak ada lagi, kadang dia mencari uang sampai pulang jam 1 malam saya melihat di depan itu kalau tidak ada uang 200 ribu kadang dia dipukul ,makanya dia kadang gak berani pulang udah dipukul dirantai lagi yang dengar tetangga disini tidak bisa bantua karena dikurung dalam rumah jadi warga hanya bisa mendengar saja warga juga sudah meminta orang tuanya untuk melepaskan namun tidak didengar pekerjaan orang tuanya mencari barang bekas.” Jelas Muhammad Yusuf Ismail, Kepala Dusun 5 Desa Tempok Tengoh. Semntara itu, orangtua MS telah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka oleh Kepolisian Polres Lhokseumawe. Orangtua MS terancam hukuman 10 tahun penjara. Sementara MS tinggal bersama saudaranya dan telah diserahkan ke pihak Dinas Sosial Lhokseumawe. #kisahtni #bocahdirantai #lhokseumawe
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Megapolitan
Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Megapolitan
Polisi Sebut Tersangka Kasus Kematian Taruna STIP Masih Mungkin Bertambah

Polisi Sebut Tersangka Kasus Kematian Taruna STIP Masih Mungkin Bertambah

Megapolitan
Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Megapolitan
3 Korban Tewas Kebakaran Kapal di Muara Baru Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

3 Korban Tewas Kebakaran Kapal di Muara Baru Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Remaja di Bogor Ditangkap Polisi Usai Tusuk Seorang Ibu dalam Keadaan Mabuk

Remaja di Bogor Ditangkap Polisi Usai Tusuk Seorang Ibu dalam Keadaan Mabuk

Megapolitan
Temui Heru Budi di Balai Kota, Ahmed Zaki Pastikan Bukan Bahas Isu Pilkada DKI 2024

Temui Heru Budi di Balai Kota, Ahmed Zaki Pastikan Bukan Bahas Isu Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Warga Tangkap Pria yang Diduga Tusuk Perempuan di Bogor

Warga Tangkap Pria yang Diduga Tusuk Perempuan di Bogor

Megapolitan
Pemprov DKI Tertibkan 15 Rumah Kumuh di Tanah Tinggi, Direnovasi Jadi Tipe 36

Pemprov DKI Tertibkan 15 Rumah Kumuh di Tanah Tinggi, Direnovasi Jadi Tipe 36

Megapolitan
Ungkap Peredaran Sabu di Tebet, Polisi Selidiki Kemungkinan Asal Narkoba dari Kampung Bahari

Ungkap Peredaran Sabu di Tebet, Polisi Selidiki Kemungkinan Asal Narkoba dari Kampung Bahari

Megapolitan
Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Megapolitan
Warga Bekasi Tertabrak Kereta di Pelintasan Bungur Kemayoran

Warga Bekasi Tertabrak Kereta di Pelintasan Bungur Kemayoran

Megapolitan
Faktor Ekonomi Jadi Alasan Pria 50 Tahun di Jaksel Nekat Edarkan Narkoba

Faktor Ekonomi Jadi Alasan Pria 50 Tahun di Jaksel Nekat Edarkan Narkoba

Megapolitan
Keluarga Taruna yang Tewas Dianiaya Senior Minta STIP Ditutup

Keluarga Taruna yang Tewas Dianiaya Senior Minta STIP Ditutup

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com