Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pukul 22.00 WIB, Kawasan Palmerah Selatan Steril

Kompas.com - 25/09/2019, 22:21 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Palupi Annisa Auliani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aparat kepolisian memukul mundur para pelajar yang sebelumnya menyerang petugas, Rabu (25/9/2019) malam, sekitar pukul 21.30 WIB. 

Massa yang semula melakukan aksi di Jalan Gelora—jalan di belakang kompleks parlemen—didorong mundur polisi menuju arah Jalan Palmerah Selatan, Jakarta Pusat.

Dalam pantauan Kompas.com, sejumlah pemuda ditangkap petugas di area seputar Menara Kompas. Tembakan gas air mata terus dilontarkan. 

Baca juga: Pukul 21.40 WIB, Polisi Sisir Perkampungan Palmerah Selatan, Sejumlah Pemuda Ditangkap

Upaya mendorong mundur pengunjuk rasa juga membuat kawasan Pasar Palmerah tertutup. Sejumlah massa masih terus meneriaki dan berusaha memancing amarah polisi. 

Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Pol Harry Kurniawan terus memberikan peringatan kepada anggota Polri untuk mengedepankan langkah persuasif.

"Brimob tahan sabar. Hati-hati! Kalau ada api, matikan dulu apinya!" perintah Harry menggunakan pengeras suara.

Dari kawasan Jalan Palmerah Selatan, Kompas.com memantau ada teriakan larangan keluar ke Jalan Tentara Pelajar bagi siapa pun yang hendak menuju jalan itu. Teriakan datang dari arah Jalan Tentara Pelajar.

Baca juga: Sempat Diblokade, Tol Dalam Kota Depan DPR Sudah Steril dari Pendemo

Suasana di kawasan Jalan Palmerah Selatan terasa senyap. Hening. Beberapa kali ada orang berusaha melihat apalagi berjalan menuju Jalan Tentara Pelajar, teriakan larangan kembali terdengar.

Sejumlah karyawan Kompas Gramedia pun harus berhadapan dengan petugas keamanan internal setiap kali ada yang mencoba keluar dari area gedung. 

"Tolong menjauh dari pagar. Nanti kami susah koordinasi dengan mereka (tanpa disebutkan siapa yang dimaksud)," ujar para petugas keamanan.

Hingga lewat pukul 22.00 WIB, para karyawan Kompas Gramedia masih tertahan di masing-masing kantor unit bisnisnya.

Sebelumnya, Kompas.com mendapati seorang ibu dan anaknya tak dapat memasuki apartemen Permata Senayan.

Awalnya dia terlihat berjalan dari arah Pasar Palmerah tetapi dihalau polisi. Saat mencoba berjalan ke Jalan Tentara Pelajar, lagi-lagi dia dihalau polisi.

 

Kawasan di depan Menara Kompas, Jalan Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (25/9/2019) malam tampak sepi. Karyawan di dalam kawasan perkantoran di sana dilarang keluar. Warga yang hendak melintas di jalan ini pun diminta berputar atau malah tidak diizinkan.KOMPAS.com/JIMMY RAMADHAN AZHARI Kawasan di depan Menara Kompas, Jalan Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (25/9/2019) malam tampak sepi. Karyawan di dalam kawasan perkantoran di sana dilarang keluar. Warga yang hendak melintas di jalan ini pun diminta berputar atau malah tidak diizinkan.

Kepada petugas keamanan Kompas Gramedia, dia mengatakan hendak menuju apartemen Permata Senayan. Terlihat matanya berkaca-kaca, ibu ini pun lalu berupaya menelepon mencari bantuan.

"Enggak bisa pulang, nih," sayup terdengar percakapannya di telepon.

Tak berselang lama sepasang laki-laki dan perempuan mendekat kepada si ibu tadi, apakah benar tak bisa berjalan melintasi Jalan Tentara Pelajar. Meski telah diiyakan, laki-laki itu tetap berusaha berjalan ke ruas jalan tersebut. Hasilnya, teriakan larangan pun terdengar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Megapolitan
Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Megapolitan
Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Megapolitan
Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Megapolitan
Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

Megapolitan
KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

Megapolitan
Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Megapolitan
3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

Megapolitan
LPSK Dorong Pemenuhan Akomodasi Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan, Termasuk Perlindungan

LPSK Dorong Pemenuhan Akomodasi Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan, Termasuk Perlindungan

Megapolitan
Pemkot Jakbar Imbau Warga dengan Ekonomi Mampu Tak Beli Elpiji 3 Kg

Pemkot Jakbar Imbau Warga dengan Ekonomi Mampu Tak Beli Elpiji 3 Kg

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com