Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota DPRD Kritik Pemkot Bekasi Tak Transparan soal Kas Daerah

Kompas.com - 07/10/2019, 17:36 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Anggota DPRD Kota Bekasi dari Fraksi PDI-P, Nicodemus Godjang mengkritik kinerja Pemerintah Kota Bekasi yang dinilainya tidak transparan soal kas daerah.

Pria yang akrab disapa Nico ini mengklaim, para anggota Dewan saja tidak tahu-menahu jumlah kas daerah.

"Ini harus dicatat nih. Kita tidak pernah tahu, ini penting nih, berapa sih uang kita yang ada sekarang? Jadi, harus transparan, keterbukaan publik, anggaran sekarang ada segini. Kita enggak pernah tahu, DPRD enggak dikasih," kata Nico ditemui di kantornya di Bekasi, Senin (7/10/2019) siang.

Baca juga: DKI Hanya Hibahkan Rp 406,7 M pada 2020, Wali Kota Bekasi: Kurang Lah...

Nico mengatakan, selama ini warga dan anggota Dewan tidak pernah tahu pasti apa yang terjadi dengan kas daerah, seperti jumlah serapan anggaran, besaran pendapatan daerah, hingga angka surplus dan defisit neraca keuangan daerah.

Menurut dia, transparansi ini penting untuk dijadikan dasar kinerja pemerintah, apakah masih perlu menggenjot berbagai sektor demi mendongkrak pendapatan atau sebaliknya.

Baca juga: Wali Kota Optimistis APBD Bekasi 2020 Tembus Rp 7 Triliun

"Ini kan selama ini masyarakat tahunya kita defisit, ada yang bilang Rp 700 miliar, ada yang bilang Rp 900 miliar, ada yang Rp 500 miliar. Nah ini kan sumir, sehingga teman-teman di Dewan pengin tah berapa sesungguhnya, terus potensinya bagaimana," jelas Nico.

"Jangan-jangan sudah surplus tapi kelihatannya tetap saja defisit. Itu poin penting, dalam hal ini pemkot belum terbuka dalam hal potensi anggaran," imbuhnya.

Diwawancarai terpisah, Kepala Bidang Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Bekasi, Imam Yahdi irit bicara ketika ditanya mengenai transparansi pengelolaan kas daerah oleh Pemkot Bekasi.

"Enggak tau deh. Sebagai mitra kerja mungkin ada ya (kewajiban membuka kas daerah ke DPRD), mungkin belum kali. Ini kan masih transisi dari Dewan lama ke Dewan baru," kata Imam kepada Kompas.com lewat telepon, Senin sore.

"Kalau yang tadi disampaikan sih (neraca kas daerah) masih balance. Saya ngomongin APBD saja deh ya," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com