Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Warga Pinangsia Juga Keluhkan Saluran Pembuangan Limbah WC yang Buruk

Kompas.com - 09/10/2019, 09:55 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Belum lama ini terungkap fakta bahwa warga DKI Jakarta masih merasakan sulitnya membuang hajat atau buang air besar (BAB) di permukiman padat penduduk yang berada di RT 015/ RW 007, Kelurahan Tanjung Duren Utara, Kecamatan Grogol Pertamburan, Jakarta Barat.

Nyatanya, masalah nyaris serupa juga terjadi di kawasan RT 07/RW07 Kelurahan Pinangsia, Tamansari, Jakarta Barat. Kawasan ini diketahui memiliki saluran pembuangan air yang buruk.

Kompas.com mencoba menelusuri keberadaan kampung yang berada di dekat kawasan wisata Kota Tua tersebut.

Baca juga: Di Jakarta, Masih Ada Warga yang Sulit BAB karena Tak Punya Jamban

Saat memasuki gang di kawasan Jalan Cengkeh, Kompas.com disambut gapura bekas perayaan 17 Agustus 2019. Gapura ini berkelir merah putih.

Selepas gapura mulai terdapat rumah padat penduduk berjejer rapat di kanan dan kiri gang. Bahkan, satu rumah dengan yang lainnya tidak ada jarak, langsung sambung menyambung. Hanya triplek yang menjadi penanda rumah satu dengan yang lain.

Jarak dari depan gapura sampai ujung gang kira-kira berjarak 400 meter saja. Namun, yang menjadi persoalan adalah di gang tersebut terdapat saluran air yang buruk. Bahkan air langsung mengalir ke Kali Besar.

Wujud gotnya pun kecil, lebarnya tidak sampai 30 centimeter, dengan kedalaman yang tidak mencapai 30 centimeter juga. Bau tak sedap tercium jelas bila air meluap dari got ke jalan di gang.

Ketua RT setempat, Subur mengatakan bahwa ratusan warganya sudah terbiasa hidup dengan kondisi ini selama bertahun-tahun dan selalu bekerja secara mandiri untuk menjaga saluran air supaya lancar.

"Kalau di sini terdapat 103 kepala keluarga (KK), dan untuk orang sebanyak 300-an jiwa. Got di sini kecil, itu ujungnya ketemu pinggir jalan, got sampai di pinggir jalan lalu ketemu kali, makanya tiap bulan kami kerja bakti sampai pinggir jalan," ucap Subur saat ditemui di lokasi, Selasa (8/10/2019).


Baca juga: Soal Limbah WC Dibuang ke Kali, DKI Siapkan Rp 166,2 M untuk Septic Tank Komunal
Kondisi ini akan terasa kian buruk saat musim penghujan tiba. Air limbah rumah tangga bisa saja balik dan meluap ke rumah warga karena got yang kecil tidak mampu menampung dan menyerap air.

"Di saat musim hujan balik semua airnya, bekas cucian, bekas nasi, karena memang sudah enggak bisa lagi nampung, kecil gotnya," tambah Subur.

Masih kata Subur, ia bersama warganya bahu membahu membuat biopori atau sumur resapan. Ukuran bioporinya pun kecil sekitar 30 cm x 20 cm, letaknya di depan rumah-rumah warga.

Hal ini berguna bila hujan turun, maka air tidak meluap hingga di depan rumah warga dan berakhir banjir.

"Biopori-biopori ini kami yang bikin nih. Kami ucek-ucek buat resapan. Kalau hujan kan banjir dan lama-lama turun kan diserap, tanahnya nyerap juga," ungkap Subur.

Di kawasan padat penduduk tersebut juga ada rumah dengan dua lantai. Ini juga salah satu siasat untuk mengantisipasi banjir.

Tidak hanya masalah saluran got saja, di sana juga terdapat 18 WC bersama yang sistem pembuangan limbahnya juga buruk.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com