Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Kali Gubuk Genteng, Menghitam dan Penuh Kotoran Manusia

Kompas.com - 01/11/2019, 18:24 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi Kali Gubuk Genteng yang berada di Kelurahan Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara, sangat memprihatinkan.

Berdasarkan pantauan Kompas.com pada Jumat (1/11/2019), aliran yang membatasi Kelurahan Sukapura dengan Kelurahan Semper Barat itu tampak keruh berwarna kehitaman.

Air di kali itu juga tak mengalir. Mirisnya, banyak kotoran manusia yang mengambang di kali yang airnya dangkal tersebut.

Jika ditelusuri dari Jembatan Semper, Kali Gubuk Genteng yang memiliki lebar kira-kira 10 meter itu mengalami penyempitan ketika aliran air memasuki permukiman warga di Gang Bambu.

Baca juga: Warga Semper Barat Keluhkan Normalisasi di Kali Gubuk Genteng

Kondisi terburuk tampak di lokasi bekas pembongkaran bangunan yang dilakulan oleh Kelurahan Semper, Jumat pagi tadi. Lebar kali di daerah ini kurang dari satu meter lantaran tertutup fondasi bangunan dan puing-puing bekas pembongkaran.

Yasin (35), seorang warga setempat, mengatakan bahwa penyempitan kali mulai terjadi beberapa puluh tahun lalu saat Kawasan Berikat Nusat (KBN) Cakung ramai aktivitas.

"Tahun 1990-an ada kali," kata Yasin kepada Kompas.com di pinggir Kali Gubuk Angke.

Penyempitan itu terjadi akibat warga banyak membangun rumah kontrakan untuk ditempati warga yang beraktivitas di KBN.

Selain mengokupasi aliran kali, limbah dari rumah kontrakan juga mencemari kali karena bangunan rata-rata tidak dilengkapi septic tank. Demikian pula dengan WC umum yang langsung mengalirkan kotoran ke kali.

Baca juga: Rumah yang Berdiri di Aliran Kali Gubuk Genteng Dibongkar

"WC umum untuk kontrakan. Rumah pribadi mah pakai septic tank," kata Yasin.

Warga yang tinggal di bantaran kali Yati Maryati (50) mengatakan, lingkungannya menjadi langganan banjir tiap kali musim hujan.

Sebab, aliran kali yang sangat sempit sering tidak mampu menampung air sehingga menggenangi rumah warga.

"Gimana lagi, udah begitu kondisinya, tiap hujan banjir bisa sampai sedengkul," tutur Yati.

Sebelumnya, Kelurahan Sukapura menertibkan bangunan liar yang berdiri di aliran kali Gubuk Genteng, Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (1/11/2019).

Kepala Seksi Pemerintah, Ketenteraman, dan Ketertiban Kelurahan Sukapura Aries Purnomo mengatakan penertiban itu sesuai dengan Perda nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum.

Terkait penertiban tersebut, Aries mengaku telah menyosialisasikan hal tersebut ke pemilik bangunan.

Namun, para warga terkendala keuangan dan tenaga dalam membongkar bangunan tersebut hingga akhirnya pihak kelurahan membantu membongkar bangunan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com