Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Bekasi Optimistis Hadapi Musim Hujan

Kompas.com - 09/11/2019, 07:05 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Bekasi optimistis menangani banjir pada musim penghujan nanti.

Jumlah titik banjir di Kota Bekasi diklaim menurun jelang musim penghujan dari 49 titik pada 2018.

"Ada 36 titik sekarang, cuma masih ada beberapa perumahan yang belum hilang (titik banjirnya) sama sekali," ujar Kepala Bidang Sumber Daya Air Kota Bekasi, Yudianto melalui telepon, Jumat (8/11/2019) sore.

Beberapa titik memang masih akan digenangi banjir. Namun, Yudianto menyebut, pada wilayah yang titik banjirnya belum hilang, tinggi muka air pada musim penghujan nanti akan menyusut.

"Misalnya ada satu perumahan luasnya satu hektar, hampir 1.000-2.000 meter persegi banjir sudah mulai hilang, cuma masih ada. Atau ketinggian air, kalau tadinya ketinggian air 100 cm sekarang sudah mulai berkurang menjadi 30 cm," ia menjelaskan.

Prediksi penurunan titik banjir ini, menurut Yudianto, karena rampungnya beberapa proyek buangan air di sekitar perumahan di Kota Bekasi.

Pihaknya memprediksi, jika turun hujan deras, beberapa perumahan hanya akan mengalami genangan lebih kurang 1 jam, bukan banjir.

"Seperti di perumahan Pondok Hijau Permai, itu kan biasa tiap tahun tuh, kalau sekarang sudah mulai berkurang. Mudah-mudahan di Perumahan Jatiwaringin juga, karena kita sudah mulai membangun crossing buangan di bawah jalan tol. Wilayah Bantargebang juga sama, kita lagi bangun polder air," tutup Yudianto.

Saat ini, proyek pengerukan drainase terus dilakukan Pemkot Bekasi. Yudianto mengklaim, pekerjaan ini bukan semata karena jelang musim penghujan, melainkan reguler dilakukan.

Di Rawalumbu, misalnya, dua alat berat kini tengah dikerahkan guna memperdalam aliran kali yang langganan luber tiap hujan deras.

"Alat berat kita lagi di Jembatan 7 sampai Jembatan 9 Rawalumbu. Minggu kemarin di Kalibaru. Terus, mobile ke Bintara, Wisma Asri, Teluk Pucung," kata dia.

"Jadi kita tidak berpikir kesiapan musim hujan. Senantiasa kita keruk sedimentasi," Yudianto menambahkan.

Pompa air

Yudianto mengakui bahwa jajarannya masih kekurangan pompa guna memindahkan air ke saluran drainase dari polder air (sejenis waduk kecil).

"Pompa air kurang banyak untuk polder air kecil-kecil. (Karena Pemkot) harus melihat juga skala prioritasnya (mana polderbyang paling butuh pompa)," ujar Yudianto.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Unggah Foto Gelas Starbuck Tutupi Kabah saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbuck Tutupi Kabah saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com