Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangunan Sekolah Khusus di Tangsel Retak akibat Pergeseran Tanah

Kompas.com - 25/11/2019, 15:32 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Bangunan Sekolah Khusus (SKh) Assalam 01 di Jalan Cendana, Serpong, Tangerang Selatan, mengalami keretakan.

Keretakan ditemukan pada beberapa bagian depan bangunan, kelas, dan toilet. Penyebabnya diduga akibat pergeseran tanah.

Bendahara SKh Assalam 01 Indri Firmandyah mengatakan, keretakan bangunan sekolah pernah terjadi akibat gempa bumi bermagnitudo 6,9 yang mengguncang Banten pada 2 Agustus 2019 lalu.

Baca juga: Pemkot Akan Usahakan Dana CSR Swasta untuk Renovasi Rumah Retak di Tangsel

Saat itu keretakan tak terlalu besar. Bahkan, guru-guru di sekolah bersangkutan beranggapan bahwa sebagian kecil kontruksi bangunan kurang kokoh sehingga mudah retak.

"Kami pikir pada awalnya juga tukang bangunannya nih gimana kerjanya," kata Indiri saat ditemui di lokasi, Senin (25/11/2019).

Kekhawatiran para guru kian jelas saat pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kota Tangerang Selatan meninjau langsung kondisi sekolah.

"Parkiran motor itu kan di belakang, pas saya keluar saya lihat konblok itu bergeser juga. Ya sudah besoknya lagi saya lihat makin lama makin bergeser," kata Indri.

Saat itu pihak sekolah diminta waspada karena keretakan bangunan SKh Assalam 01 tersebut diduga akibat pergeseran tanah.

Baca juga: Cek Rumah Retak di Tangsel, BPPT: Jika Hujan, Tanah Geser hingga Longsor Bisa Terjadi Lagi

"Dari situ sudah mulai kelihatan pergeseran-pergeseran yang awalnya keramiknya melendung dan keramik bergeser sedikit-sedikit," ucap Indri.

Menurut Indri keretakan semakin terlihat jelas pada dua minggu terakhir.

Keretakan bukan hanya pada sisi keramik, melainkan pada beberapa dinding kelas dan toilet yang berlokasi di belakang sekolah.

"Sampai hari ini lebar retakan ada di dinding dan keramik. Untuk keramik panjang (keretakan) mencapai 3 centimeter dan kedalamannya saya ukur iseng pakai menggaris itu kurang lebih sampai 24 centimeter," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com