Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ketua RT Saat Ruko yang Berisi WNA Asal China Digerebek

Kompas.com - 26/11/2019, 21:46 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rumah toko (ruko) berlantai empat di kawasan padat penduduk Jalan Bandengan Utara 2, Pekojan, Tambora, Jakarta Barat di gerebek aparat Polda Metro Jaya, Senin (25/11/2019) lalu.

Rumah tersebut menjadi tempat persembunyian dan juga tempat praktik penipuan yang dilakukan para warga negara asal China.

Sejauh ini ruko tersebut sudah disegel menggunakan garis polisi yang mengitari pagar.

Garis polisi tidak hanya melintasi pintu pagar sisi luar, namun garis polisi juga terpasang di rolling door ruko bagian dalam.

Disangka penggerebekan teroris atau narkoba

Ketua RT setempat, Rokayah, mengaku kaget atas penggerebekan kemarin sore. Bahkan, warga di lokasi penasaran dan turut menonton langsung.

Rokayah yang kala itu baru pulang dari sekolah untuk merayakan hari guru mengaku kaget dengan keberadaan polisi berjumlah cukup banyak sambil menenteng senjata api, baik laras panjang maupun laras pendek.

"Saya kan sebelumnya ada di sekolahan karena ikut rayain Hari Guru. Saya kaget dapat telepon suruh pulang ke rumah, katanya ada penggrebekan polisi. Awalnya saya kira ini kasus narkoba karena kan di sini emang rawan," kata Rokayah ditemui di lokasi kejadian, Selasa (26/11/2019).

Takut melihat proses penggerebekan

Rokayah mengatakan, penggrebekan cukup menegangkan dan membuat dirinya sempat takut.

Sebab, para penghuni rumah tidak kooperatif saat didatangi rombongan polisi. Sehingga polisi memaksa masuk ke dalam bangunan.

"Awalnya kan dalam satu bis, pas keluar brek... semua, banyak polisi langsung ke rumah. Sudah ditunggu enggak mau keluar juga. Akhirnya polisi rusak gembok pagar itu pakai senjata. Habis itu baru masuk dan nangkepin yang ada di dalam," tutur Rokayah

Rasa takut berubah menjadi kaget karena Rokayah mendapati ruko yang berada di wilayahnya ditempati oleh puluhan WNA China

"Pas dibuka (langsung) naik keatas kan, saya juga ikut. Kaget saya, waduh orang Tiongkok semua ini, pada enggak bisa bahasa Indonesia, tahunya hanya yes dan no saja," tambah Rokayah.

Polisi memintanya menjadi saksi

Rokayah menyebutkan bahwa ruko tersebut baru saja disewa beberapa minggu lalu. Sebelumnya memang sempat terisi, tapi dipakai untuk jasa pengiriman barang atau paket.

"Saya kaget ternyata ada puluhan orang China di sana. Karena baru kemarin tanggal 3 ada yang lapor ke saya, katanya dia yang ngontrak di sana cuma buat tempat tinggal, tapi ternyata buat nampung orang China," ungkap Rokayah.

Di ruko 4 lantai itu Rokayah mengaku melihat 20 orang yang diamankan. Ke-20 orang tersebut terdiri dari 18 warga negara China dan dua warga negara Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com