JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta mengklaim konservasi terumbu karang di Kepulauan Seribu yang mereka lakukan di tahun 2019 sekitar 1,7 hektare.
Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta Darjamuni mengatakan, konservasi yang dilakukan terbagi dua yakni transplantasi dan fish shelter atau apartemen ikan.
"Pemulihan tahun 2019 sekitar setara 1,7 hektare, Untuk transplan 0,7 hektare, fish shelter 1 hektare," kata Darjamuni saat dihubungi, Jumat (13/12/2019).
Apartemen ikan yang dibangun dari beton berukuran 2x2x2 meter itu diletakkan di dasar laut kedalaman 25 sampai 30 meter.
Apartemen ini diproyeksikan sebagai tempat memijah dan pembesaran ikan.
"Tahun ini kami membuat fish shelter sebanyak 100 unit, itu kalo di ilmu konservasi setara dengan pemulihan satu hektar," ujar Darjamuni.
Sementara untuk transplantasi terumbu karang dibangun juga dari beton, namun ukurannya jauh lebih kecil.
Baca juga: Susi Ancam Akan Cabut Izin Reklamasi yang Rusak Mangrove dan Terumbu Karang
Darjamuni menyebutkan, total ada 3.500 unit beton yang setara dengan 14.000 terumbu karang.
"Transplan itu pertumbuhannya karang itu setahun 1-3 sentimeter itu sudah baik. Jadi kita itu agak terlihat bagus itu empat sampe lima tahun," ujar dia.
Penggunaan material beton dipilih agar apartemen ikan dan transplantasi tersebut tidak bergeser oleh arus sehingga merusak terumbu karang lain.
Adapun berdasarkan PSSDAL Bakosurtanal pada tahun 2009, kerusakan terumbu karang di Kepulauan Seribu mencapai 60 persen atau setara dengan 4.570 hektar.
Ada berbagai faktor yang menyebabkan kerusakan itu, diantaranya, cemaran lingkungan, penggunaan jaring nelayan yang tidak sesuai, pembangunan berbagai sarana, hingga kegiatan wisata.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.