Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelenteng Boen Tek Bio, Simbol Toleransi di Tengah Pasar Lama Kota Tangerang

Kompas.com - 23/01/2020, 05:36 WIB
Singgih Wiryono,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

 

TANGERANG, KOMPAS.com - Bangunan kelenteng Boen Tek Bio tak nampak tua meski usianya sudah lebih dari tiga abad.

Justru kesan klasik yang muncul saat melihat ornamen kelenteng dengan genting berwarna oranye kusam dan atap yang melengkung khas bangunan istana China itu.

Di bagian depan kelenteng terdapat dua patung singa penjaga tempat memasuki ruang utama persembahyangan, tempat para dewa-dewi bersemayam.

Suasana terik panas tidak membuat kelenteng Boen Tek Bio sepi pengunjung yang umumnya masyarakat Tionghoa untuk sembahyang.

Baca juga: Kelenteng Boen Tek Bio Siapkan 10.000 Hio untuk Sembahyang Saat Imlek

Pada Rabu (22/1/2020), Kompas.com menemui Sekertaris Umum Perkumpulan Boen Tek Bio, Ruby di kelenteng tersebut.

Pria yang juga kerap dipanggil dengan sebutan Romo itu langsung mengajak bicara di sebuah ruangan penerimaan tamu di Boen Tek Bio.

"1684 kelenteng ini berdiri sebagai tempat persembahyangan orang-orang Tionghoa," kata dia kepada Kompas.com.

Ruby mengatakan, kelenteng ini berawal dari semangat orang-orang Tionghoa yang melakukan perniagaan di Pasar Lama Kota Tangerang.

Pasar Lama memang menjadi tempat perdagangan sedari dulu.

Baca juga: Mulai Rabu Depan, Kelenteng Petak Sembilan Buka 24 Jam Sampai Imlek

Hal tersebut bisa dibuktikan dengan nama-nama gang di sekitar Boen Tek Bio sendiri.

Seperti gang gula dan gang Cilangkap. Sebagai tempat perdagangan, dulunya Pasar Lama sering menjadi tempat pertukaran barang-barang dagangan seperti tebu dan hasil kebun lainnya.

Pada masa pemerintahan Belanda, rel kereta api bukan terhenti di Stasiun Tangerang, melainkan terus sampai ke bibir sungai Cisadane.

Itulah sebabnya wilayah Pasar Lama menjadi tempat transit transportasi pengangkut yang Ideal.

Orang-orang Tionghoa yang dulunya bermukim di Teluknaga Kota Tangerang, akhirnya banyak yang menetap di pusat dagang itu kemudian mendirikan kelenteng.

"Mulanya hanya berbentuk tempat sembahyang di tengah itu," kata Ruby.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com