Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Residivis, Otak Komplotan Begal di Cikarang Sudah 40 Kali Beraksi

Kompas.com - 06/02/2020, 18:17 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Editor

BEKASI, KOMPAS.com - Polsek Cikarang Barat Polres Metro Bekasi meringkus lima orang komplotan begal bersenjata yang kerap beraksi di Cikarang.

Diketahui, lima tersangkanya adalah RJ (25), AQL (19), RB (22), DBD (20) serta UDY (16).

RJ merupakan otak dari aksi kejahatan tersebut.

Baca juga: Polisi Tangkap Sekelompok Begal Bersenjata di Bekasi

Dikutip dari Tribun Jakarta, Kanit Reskrim Polsek Cikarang Barat, Iptu Awang Parikesit, mengatakan, RJ merupakan residivis yang sudah empat kali keluar masuk penjara akibat kasus yang sama.

"Otaknya ini tersangka RJ, dia memipin kelompok ini dan sudah 4 kali masuk penjara," kata Awang saat dikonfirmasi, Kamis, (6/2/2020).

Awang menjelaskan, dari hasil interogasi terhadap RJ, dia diketahui telah melakukan aksi begal sebanyak 40 kali.

"Sudah puluhan kali beraksi di Cikarang Barat, Cikarang Utara hingga Tambun," ungkap Awang.

Untuk perannya, RJ biasanya memiliki tugas sebagai eksekutor.

Dia juga yang membawa senajata tajam dan senjata api maianan untuk menakut-nakuti korbannya.

"Para pelaku ini latar belakangnya pengangguran ada satu tersangka yang di bawah umur statusnya masih pelajar," papar Awang.

Barang hasil curian, biasa digunakan tersangka untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Selain itu, mereka juga kerap gunakan untuk mabuk-mabukan serta membeli ganja.

Baca juga: Komplotan Begal di Bekasi Mengaku Telah Puluhan Kali Beraksi

Awang menilai, komplotan begal ini terbilang cukup cerdik, mereka menjual kendaraan sepeda motor hasil begal tidak dalam bentuk utuh.

"Jadi mereka bongkar barang hasil curiannya lalu dijual terpisah, penjualannya dilakukan melalui online," jelas dia.

Para tersangka dikenakan Pasal 363 KUHP tentang pencurian dan pemberatan ancaman hukukan 7 tahun penjara.

 

Artikel ini telah tayang di Tribun Jakarta dengan judul "Ketua Komplotan Begal di Cikarang Barat Seorang Residivis, Sudah 40 Kali Melakukan Begal".

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com