Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunakan Jasa Konstruksi untuk Rekrut TKA di Proyek Meikarta, Pengelola Dituding Tak Punya Data Valid

Kompas.com - 11/02/2020, 19:11 WIB
Cynthia Lova,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Anggota DPRD Kabupaten Bekasi, Budiyanto menanggapi pernyataan dari pihak Meikarta yang menyatakan hanya ada 86 tenaga kerja asing (TKA) yang bekerja di proyeknya.

Budi menuding pihak pengelola Meikarta tidak memiliki jumlah detil terkait berapa banyak TKA yang bekerja di tempatnya.

Sebab, para pekerja Meikarta ini direkrut melalui jasa vendor konstruksi lainnya, yakni China Construction. Bahkan, China Construction itu diketahui memiliki vendor lainnya.

Baca juga: Soal Dugaan Ada TKA Illegal di Meikarta, Ini Kata Imigrasi Bekasi

"Kalau bicara data, Lippo Cikarang itu tidak punya data berapa jumlah TKA Meikarta, tidak tahu persisnya. China Contruction itu juga tidak tahu jumlah pekerja data yang vendornya itu. Sehingga selalu ada disporsi masalah data, tidak ada yang benar," ujar Budi saat hubungi, Selasa (11/2/2020).

Hal itu diungkapkan setelah Budi rapat dengan pengelola Meikarta.

Budi juga mencurigai visa yang digunakan para pekerja China di proyek Meikarta itu bukan visa kerja, melainkan visa turis.

Oleh karena itu, ia meminta agar pihak Imigrasi untuk menelusuri legalitas para pekerja asing di proyek Meikarta.

"Harus ditelusuri ini (terkait dugaan pekerja illegal) karena ini berimplikasi kepada pendapatan dan kedaulatan," ucap dia.

Meski demikian, di luar dari itu, ia juga berharap seluruh pekerja di proyek Meikarta dapat pemeriksaan kesehatan.

Baca juga: Diduga Ada Pekerja Ilegal di Proyek Meikarta, Disnaker Bekasi: Kami akan Telusuri

"Langkah pendek kami, saya tutup mata legal illegal, yang penting pastikan itu diinvestigasi secara medis, supaya ada kepastian berapa pun jumlahnya mau satu atau dua mau seratus atau tiga ribu mereka bersih dari virus korona," tutur dia.

Anggota DPRD Budiyanto sebelumnya menyatakan, ia mencurigai ada ribuan  tenaga kerja asing ilegal asal China yang bekerja di kawasan Meikarta, Cikarang.

Anggota DPRD Budiyanto sebelumnya menyatakan, ia mencurigai ada ribuan tenaga kerja asing ilegal asal China yang bekerja di kawasan Meikarta, Cikarang.

Sementara, Direktur Komunikasi Meikarta Danang Kemayan Jati membantah temuan itu.

Ia mengatakan, jumlah tenaga kerja asing yang bekerja di Meikarta ada 86 orang. Sementara, pekerja WNI ada 5.000 orang.

Danang juga menegaskan, seluruh tenaga kerja asing yang bekerja di Meikarta sudah memiliki izin resmi sesuai dengan Undang-Undang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com