Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Panjang 3 Penyintas Covid-19 Bangkit dari Keterpurukan karena Di-bully Netizen

Kompas.com - 21/03/2020, 06:10 WIB
Vitorio Mantalean,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi


DEPOK, KOMPAS.com - Sita Tyasutami, penyintas kasus 01 Covid-19 di Indonesia, sudah dapat menghirup udara segar di rumahnya usai dua pekan diisolasi di RSPI Sulianti Saroso.

Semasa diisolasi, ia bersama ibunya, Maria Darmaningsih, dan kakaknya, Ratri Anindyajati, mengalami hari-hari yang tak sepenuhnya mudah.

Pada hari-hari awal didiagnosis Covid-19, mereka, terutama Sita, kesulitan membendung emosi.

Baca juga: Pesan Ratri Anindyajati untuk Pasien Positif Covid-19: Jangan Panik, Pasti Bisa Sembuh

Kondisi psikisnya jatuh lantaran ia justru tahu bahwa dirinya dan ibunya, Maria Darmaningsih (kasus 02), menderita Covid-19 dari media massa, bukan dari pihak rumah sakit.

Selanjutnya, ratusan peluru bagai bersarang di kepala Sita setelah didor bertubi-tubi oleh informasi yang tak ia kehendaki.

Identitas ia dan ibunya berserak di dunia maya oleh orang-orang tak bertanggung jawab. Sita merasa jadi bahan gunjingan dan bahan konsumsi publik, di tengah segala rasa kaget yang mengepungnya waktu itu.

"Pas diisolasi, kami berdua (ia dan ibunya, Maria Darmaningsih) nangis-nangis, karena tahunya dari TV dulu. Semua data bocor ke WhatsApp group. Media sosial saya diserbu dan foto saya tersebar," jelas Sita kepada wartawan, Kamis (19/3/2020).

Sita yang merupakan penari profesional itu mengaku bahwa mentalnya jatuh begitu melihat foto-fotonya di Instagram jadi konsumsi publik.

"Foto saya banyak pakai baju tradisional, menari di Kepulauan Karibia, di Perancis, dan jadi asisten koreografer Asian Games. Tapi, foto yang diambil (netizen) itu yang saya pakai baju brazilian samba," tutur Sita.

"Saya merasa badan saya dikirim ke seluruh Indonesia rasanya. Kita hidup di dunia patriarki di mana saat seperti itu, tubuh perempuan jadi milik bersama untuk dihujat," ungkap dia.

Mental Sita kian terpuruk ketika Covid-19 yang mereka bertiga derita justru jadi sasaran perundungan warganet.

Privasi media sosial

Hal yang membuat muak adalah warganet menghakimi mereka dengan fitnah menghina soal profesi yang mereka geluti.

Predikat "penari", di benak warganet, mengalami peyorasi makna membuat mereka bertiga dicap buruk oleh warganet yang berpikiran sempit.

"Tapi, yang bikin sakit hati lagi bukan hanya fitnah soal pekerjaan saya dan mereka menghujat ibu saya," ujar dia.

Baca juga: Sembuh dari Covid-19, Pasien 01 Terus Menangis Selama Diisolasi karena Identitasnya Terbongkar

"Waktu itu saya merasa sudah menularkan Covid-19 ke ibu saya, waktu itu saya nangis-nangis," lanjut Sita dengan suara tercekat menahan tangis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com