Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis APD Tenaga Medis di Depok, Berkejaran dengan Meningkatnya Kasus Covid-19

Kompas.com - 28/03/2020, 07:35 WIB
Vitorio Mantalean,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Berdekatan dengan Jakarta yang menjadi pusat penyebaran virus corona di Tanah Air, Kota Depok mengalami kenaikan kasus positif corona setiap harinya.

Namun, di sisi lain, pemerintah kota tak kuasa membekali para tenaga medis dengan alat pelindung diri (APD) yang cukup.

Bahkan, Wali Kota Depok Mohammad Idris menyebutkan, saat ini Depok tengah menghadapi krisis APD bagi para tenaga medis.

Baca juga: Informasi dan Tata Cara Rapid Test di Jakarta, Depok, Bekasi, dan Tangerang

Sayangnya, keterbatasan pelindung bagi kerja tenaga medis harus berkejaran dengan semakin meningkatnya jumlah pasien suspect hingga positif corona di Depok.

Seberapa mengkhawatirkannya kondisi Depok ini? Mari kita lihat data.

Pemerintah Kota Depok mengumumkan data terbaru jumlah kasus Covid-19 pada Jumat (27/3/2020).

Selaras dengan tren nasional, tren kasus Covid-19 di Depok juga terus meningkat.

Sejak pertama kali diumumkan pada 2 Maret 2020, Kota Depok kini telah mencatat total 21 pasien positif Covid-19.

Terakhir, Jumat (27/3/2020), Depok mencatat penambahan 1 orang pasien positif Covid-19.

Baca juga: Pandemi Covid-19, RSUD Depok Buka Lowongan untuk 55 Relawan

Kabar buruknya, tak ada penambahan jumlah pasien sembuh sejak tiga hari terakhir, yakni tetap 4 orang.

Sementara itu, jumlah pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia di Depok kini jadi 2 orang, setelah kasus kematian pertama diumumkan pada Rabu (25/3/2020).

Di samping itu, Depok juga memiliki data tak menggembirakan soal pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal dalam keadaan menunggu hasil tes Covid-19.

"Perlu saya luruskan kembali bahwa status PDP tersebut merupakan pasien yang belum bisa dinyatakan positif atau negatif, karena harus menunggu hasil PCR, yang datanya hanya dikeluarkan oleh PHEOC (Public Health Emergency Operating Center) Kemenkes RI," ujar Wali Kota Depok Mohammad Idris, Jumat.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Depok: 2 Pasien dan 10 Suspect Wafat, Pasien Positif Jadi 21 Orang

Setidaknya total 10 pasien telah meninggal dengan status sebagai suspect (dicurigai) Covid-19.

Jumlah itu pun baru dibuka Pemkot Depok sejak Rabu (25/3/2020), dengan runutan kematian suspect Covid-19 yang dicatat sejak Rabu (18/3/2020).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com