Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilema Operasi Industri di Tangerang, Perusahaan Dibayangi Kebangkrutan tetapi PSBB Bisa Sia-sia

Kompas.com - 15/04/2020, 09:49 WIB
Singgih Wiryono,
Jessi Carina

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Beragam kebijakan pemerintah diluncurkan untuk menekan laju penularan Covid-19 di Indonesia. Salah satunya membuat aturan tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB.

PSBB pertama kali diterapkan di Provinsi DKI Jakarta dan diikuti oleh kota penyangga sekitar DKI Jakarta yakni Bogor, Depok, Bekasi, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan hingga Kabupaten Tangerang.

Namun PSBB di DKI Jakarta berbeda dengan kota penyangga seperti Kota Tangerang. DKI Jakarta yang berani menyetop operasional industri tidak diikuti oleh Kota Tangerang.

Alasannya tidak lain untuk mempertahankan siklus ekonomi di Kota Tangerang yang sebagian besar kawasannya merupakan pabrik dan industri.

Baca juga: Apindo: PSBB di Kota Tangerang Bolehkan Industri Beroperasi

Meski wacana Wali Kota Tangerang tetap memperbolehkan operasional pabrik-pabrik di Kota Tangerang, tetapi ribuan pekerja di Tangerang sudah mulai dipecat.

Setidaknya ada 3.000 warga Kota Tangerang yang sudah berstatus PHK semenjak wabah Covid-19 mulai datang ke Kota Tangerang.

Perusahaan sudah alami kerugian

Meski belum ditetapkan status PSBB di Kota Tangerang, banyak perusahaan yang sudah mengeluhkan pendapatan mereka yang turun akibat Covid-19.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Tangerang Ismail.

Ismail mengatakan pendapatan perusahaan dan industri di Kota Tangerang turun sampai dengan 50 persen bahkan lebih.

Baca juga: Apindo: Banyak Perusahaan di Tangerang Bangkrut jika Wabah Covid-19 Berkepanjangan

Kerugian yang terus menerus hingga di atas 50 persen, kata dia, membuat banyak perusahaan tak bisa mengelola cash flow dengan baik dan terancam gulung tikar.

Pengusaha hanya bisa bertahan sampai Juni

Ismail sendiri tak ragu mengatakan mayoritas pengusaha di Kota Tangerang memprediksi beragam industri di Kota Tangerang hanya bisa bertahan sampai Juni 2020 apabila terus terjadi krisis akibat virus corona.

"Kalau (pandemi) Covid-nya lama, keuangan perusahaan kan terbatas, paling nggak sampai bulan Juni-lah," kata dia kepada Kompas.com melalui telepon, Selasa (14/4/2020).

Dia berharap pandemi Covid-19 bisa berhenti sesuai dengan prediksi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang mengatakan wabah itu akan berakhir pada akhir Mei atau awal Juni.

Jika wabah Covid-19 berkepanjangan sampai akhir tahun, Ismail mengatakan akan banyak perusahaan bangkrut di Kota Tangerang.

Baca juga: Meninggal Saat Mudik dari Tangerang, Warga Padang Positif Corona

"Kalau sampai lewat Juni, banyak perusahaan yang akan rontok, bangkrut kalau Covid-19 bertahan lama," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Megapolitan
Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Megapolitan
Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Megapolitan
Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Megapolitan
Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Megapolitan
Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Megapolitan
Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

Megapolitan
KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

Megapolitan
Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Megapolitan
3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com