Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar: Verifikasi 2 Langkah Whatsapp Mestinya Bikin Pengguna Lebih Aman dari Peretasan

Kompas.com - 24/04/2020, 15:08 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli digital forensik Ruby Alamsyah menyatakan, verifikasi dua langkah (two-steps verification) pada aplikasi pesan instan WhatsApp dirancang agar pengguna WhatsApp lebih aman dari peretasan. 

Setahu Ruby, sejauh ini belum ada kejadian pengguna WhatsApp yang menerapkan skema verifikas dua langkah telah diretas oleh hacker.

"Peretasan WhatsApp masih sangat bisa terjadi hanya bila penggunanya belum mengaktifkan fitur two-steps verification," kata Ruby kepada Kompas.com, Jumat (24/4/2020).

Untuk mengaktifkan two-steps verification pada aplikasi WhatsApp, para pengguna awalnya harus memverifikasi nomor telepon yang dipakai untuk nomor WhatsApp.

Baca juga: Penangkapan Aktivis Ravio Patra, antara Dugaan Provokasi dan Peretasan Nomor Whatsapp

WhatsApp akan mengirim kode OTP (one time password) melalui SMS atau telepon yang harus dimasukkan oleh pengguna, saat mengaktifkan layanannya.

Kemudian, pengguna harus melakukan verifikasi kedua berupa pengisian passcode enam angka yang dibuat sendiri oleh penggunanya. Enam angka itu hanya diketahui oleh pengguna dan tidak terdaftar dalam data WhatsApp.

Nomor enam digit itu harus dimasukkan setiap kali pengguna mendaftarkan nomor teleponnya untuk dijadikan sebagai kontak WhatsApp pada ponsel yang berbeda.

Pengguna harus membuat sendiri enam angka itu dan mengingatnya. WhatsApp akan menanyakan passcode tersebut secara periodik dalam jangka waktu tertentu untuk membantu pengguna mengingat passcode yang digunakan.

Karena itu, akun WhatsApp yang telah mengaktifkan two-steps verification lebih aman dari peretasan, kecuali pengguna menginformasikan passcode tersebut kepada pihak lain (peretas).

"Belum ada kejadian bisa diretas (apabila telah mengaktifkan two-steps verification) karena WhatsApp membuat two-steps verification yang tidak tersimpan di manapun atau tidak terkirim ke data digital yang lain," ungkap Ruby.

"(Passcode enam angka) tetap di otak kita (pengguna WhatsApp), direkam di kepala," lanjut dia.

Ia menjelaskan hal itu saat ditanya tentang dugaan peretasan akun WhatsApp milik peniliti sekaligus aktivis demokrasi Ravio Patra oleh oknum tak bertanggung jawab.

Baca juga: Tim Penasihat Hukum Mengaku Kesulitan Dampingi Ravio Patra

 

Peretas diduga menggunakan nomor WhatsApp Ravio untuk menyebarkan pesan berantai bernada provokatif.

Padahal, menurut Direktur Eksekutif Safenet Damar Juniarto, Ravio telah mengaktifkam skema dua langkah pengamanan pada akun WhatsApp-nya.

"Ravio sudah menerapkan keamanan berlapis pada WhatsApp miliknya. Dia telah menerapkan two-way verification dan juga memasang sidik jari, meski nampaknya kemampuan penyadap bisa menembus semua itu," kata Damar dalam keterangan tertulis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Megapolitan
Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Megapolitan
Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Megapolitan
Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Megapolitan
Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Megapolitan
Usai Tes Kesehatan, Epy Kusnandar Bungkam Saat Dicecar Pertanyaan Awak Media

Usai Tes Kesehatan, Epy Kusnandar Bungkam Saat Dicecar Pertanyaan Awak Media

Megapolitan
Polisi Selidiki Penemuan Mayat Pria Terbungkus Kain di Tangsel

Polisi Selidiki Penemuan Mayat Pria Terbungkus Kain di Tangsel

Megapolitan
Polisi Tes Kesehatan Epy Kusnandar Usai Ditangkap Terkait Kasus Narkoba

Polisi Tes Kesehatan Epy Kusnandar Usai Ditangkap Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com