Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Saran IDI untuk Meminimalisasi Outbreak Covid-19 jika Depok Terapkan New Normal

Kompas.com - 02/06/2020, 17:35 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Ketua Satuan Tugas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Depok Alif Noeriyanto menilai, ada potensi merebaknya Covid-19 dalam waktu yang bersamaan (outbreak), seperti yang terjadi pada awal Maret 2020 di Depok, Jawa Barat.

Penilaian itu disampaikan Alif sehubungan dengan wacana Pemerintah Kota Depok menerapkan PSBB hanya di level RW atau kelurahan zona merah, sembari menyiapkan new normal atau normal baru di luar zona merah jika penularan tak melonjak pada 4 Juni 2020.

Alif berujar, ada tiga alasan ia khawatir terhadap kemungkinan outbreak jika kenormalan baru diterapkan.

Baca juga: Wacana New Normal Parsial di Depok, IDI: Ada Potensi Outbreak Covid-19

Pertama, kata dia, arus balik para pemudik. Kedua, penerapan new normal itu sendiri. Ketiga, belum optimalnya jumlah pemeriksaan Covid-19 di Depok berbasis laboratorium.

"Maka, solusinya yang pertama, tetap menjaga wilayah dengan ketat supaya yang mudik tidak kembali. Tetapi, ya kasihan juga, maka harus disiapkan tempat isolasi bagi mereka," jelas Alif ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (2/6/2020).

Terkait belum optimalnya jumlah tes, lanjut dia, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok disarankan bersurat ke tingkat nasional untuk meminjam unit mobile PCR.

Baca juga: PSBB Depok Bisa Berakhir 4 Juni, Jika...

"Kita pinjam unit mobile PCR mereka sama seperti di Surabaya. Kita kan bisa mobile. Kita tentukan titik-titik rawan dan tinggi, seperti di Kelurahan Tugu, Cimanggis," kata Alif.

"Ini kan persiapannya new normal. Kita bersurat ke pemerintah pusat. Kalau kita di daerah merasa belum sempurna, ya minta tolonglah," imbuhnya.

Terakhir, ia berharap agar wacana pemerintah menerapkan PSBB berbasis RW di zona-zona merah dipastikan betul kedisiplinannya.

Baca juga: Depok Terapkan PSBB Level RW jika Penularan Covid-19 Terus Berkurang

Menurut Alif, hal ini merupakan bentuk pencegahan penularan Covid-19 sejak hulu.

"Saya kurang sepakat dikembalikan pada pencegahan di RW. Saya bingung, RW kan tidak punya aparat. Batas antara satu RW dan RW lainnya kan tidak tegas," jelas dia.

"Harusnya, kita manfaatkan saja Kampung Siaga yang sudah ada Babinsa, polisi di tingkat desa, ada hansip di situ. Tugas pemerintah hadir ke masyarakat, bukan minta tolong ke masyarakat," pungkas Alif.

Data terbaru hingga Senin (1/6/2020), Kota Depok telah melaporkan 557 kasus positif Covid-19, dengan 240 di antaranya dinyatakan sembuh.

Namun, angka kematian sudah mencapai 115 kasus, gabungan dari kematian 30 pasien positif Covid-19 dan kematian 85 suspect/PDP yang menurut pedoman WHO, keduanya dihitung sebagai kematian berkaitan dengan Covid-19.

Saat ini, pasien positif Covid-19 di Depok masih terdapat di semua kecamatan, dengan total 287 kasus aktif baik para pasien positif Covid-19 yang masih dirawat di rumah sakit maupun isolasi mandiri di kediaman masing-masing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com