TANGERANG KOMPAS.com - Kepala Dinas Sosial Kota Tangsel, Wahyunoto Lukman mengatakan, protes warga Pesona Serpong soal bantuan sosial (bansos) seperti yang terlihat dalam video yang viral di media sosial bermula dari adanya kesalahan pengiriman paket.
"Masalah bansos kemarin, kemungkinan ada salah kirim. Namun ini sudah selesai karena kami langsung menggantikannya dengan stok bansos yang kami miliki," kata Wahyunoto dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (9/6/2020).
Saat ini bansos tahap empat yang berasal dari pemerintah pusat dan provinsi telah diserahkan kepada 20 kepala keluarga (KK) warga Pesona Serpong yang tercatat sebagai penerima.
"Sesuai data yang clear, valid dari RW 08 RT 1,2,3, yang terdaftar menerima bansos total 20 kepala keluarga (KK), terdiri dari 6 KK penerima bansos Provinsi Banten dan 14 KK Bansos Kemensos," kata dia.
Baca juga: Video Viral Warga Pesona Serpong Protes Wilayahnya Hanya Dapat 1 Paket Bansos, Ini Kata Ketua RW
Sebelumnya, video yang menunjukkan kekecewaan warga perumahan Pesona Serpong, Kademangan, Setu, Tangerang Selatan, soal bansos beredar melalui WhatsApp.
Dalam video itu, warga mengungkapkan kekecewaan karena kompleks mereka hanya menerima satu paket bansos. Padahal, ada 250 KK di perumahan tersebut.
Ketua RW 08 Pesona Serpong, Umi, membenarkan kejadian dalam video viral tersebut.
"Iya benar. Rabu malam itu penerimaan bansosnya. Datanya juga tidak atas nama orang Pesona Serpong, namanya Tina," kata Umi, Jumat lalu.
Umi menegaskan, pengajuan paket bansos yang diserahkan ke tingkat kelurahan itu mencapai 20 KK. Namun, jumlah paket bansos yang diterima tidak pernah sesuai pengajuan, bahkan hingga penyaluran keempat.
"Bantuan pertama dapat 14 paket, kedua sama (14 paket). Ketiga enam paket dan terakhir ini satu paket," ucapnya.
Umi mengaku sempat mengecek RW lainnya soal bansos. Saat itu, kata dia, hampir semua warga di RW lainnya mendapatkan bansos.
Dia menyayangkan pembagian bansos yang tak merata. Padahal, warganya banyak yang terdampak pandemi Covid-19 seperti yang dipecat dari pekerjaan.
"Kalau terdampak di sini, banyak yang terdampak. Banyak dipecat-pecatin di sini mah," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.