Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bang Sabeni, Jago Silat dari Tanah Abang yang Melegenda…

Kompas.com - 24/06/2020, 07:11 WIB
Tria Sutrisna,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tanah Abang menjadi salah satu lokasi di Jakarta yang dikenal sebagai kawasan pasar sejak dulu kala.

Mulai dari pasar penjualan ternak seperti kambing hingga kini menjadi pusat perdagangan tekstil terbesar di Asia Tenggara.

Sebagai kawasan perdagangan yang memiliki sejarah panjang, Tanah Abang pada masa silam menjadi tempat kelahiran sejumlah sosok besar yang namanya dikenal hingga kini.

Dalam buku 'Tenabang Tempo Doeloe' karangan Abdul Chaer dijelaskan bahwa Tanah Abang mempunyai sosok yang cukup terkenal karena kehebatannya dalam hal seni bela diri silat dan menjadi jagoan pada masanya.

Baca juga: Riwayat Tanah Abang, Pasar Kambing yang Kini Jadi Pusat Tekstil Terbesar di Asia Tenggara

Sosok yang kemampuan bela dirinya melegenda itu ialah Bang Sabeni. Pesilat yang tinggal di salah satu gang di Tanah Abang bernama Gang Maing Lama.

Bang Sabeni atau Sabeni bin Haji Kanan lahir pada 1860 dan meninggal pada 1944. Jenazahnya dimakamkan di Pemakaman Gang Kubur Lama yang kini menjadi Jalan Sabeni, Tanah Abang.

Kehebatan silat Bang Sabeni yang melengenda membuat orang-orang menjadikan kawasan Tanah Abang sebagai wilayah yang warganya patut ditakuti.

Memberikan kesan bahwa anak-anak Betawi di Tanah Abang pandai bermain pukul atau beradu silat bela diri.

Abdul menulis, hal itu pula yang menjadi musabab warga setempat kerap berkata "Nti gue bilangin anak Tenabang lu", atau "Kalau anak Tenabang tau, baru rasain lu".

Baca juga: Riwayat RSPAD Gatot Soebroto, Berawal dari Istana Megah Gubernur Hindia Belanda

Pada masa hidupnya, nama Sabeni cukup mentereng pada era kolonial, karena dia kerap mengalahkan orang-orang suruhan Belanda hingga Jepang dalam pertarungan.

Pada zaman penjajahan Belanda contohnya, Bang Sabeni sempat berduel dengan seorang petinju dan seorang ahli kungfu suruhan Kompeni.

Sementara pada masa kedudukan Jepang di Indonesia, dia sempat diadu oleh Komandan Kempetai dengan seorang karateka dan petarung sumo.

Semua pertarungan itu berhasil dimenangkan, hingga membuat warga Betawi menaruh kagum pada sosok Bang Sebeni.

Kendati dikenal sebagai jagoan ataupun pesilat tangguh, Bang Sabeni yang disegani tidak menggunakan kekuatannya untuk mencari uang.

Baca juga: Bangunan RS Cikini, Tiruan Kastil Jerman Peninggalan Sang Pelukis Raden Saleh

Untuk menunjang kehidupan, dia maupun jagoan-jagoan lain di Tenabang kala itu, mempunyai mata pencaharian lain seperti berjualan kue untuk menafkahi keluarga dan anak-anaknya.

Bang Sabeni juga merupakan guru yang memiliki banyak murid dalam bela diri silat. Tidak hanya di kawasan Tanah Abang yang menjadi tempat kelahirannya, tetapi juga di tempat-tempat lain.

Hingga masa tuanya, dia terus melanjutkan perjuangan dengan mengumpulkan kekuatan dari para pemuda hingga alim ulama untuk mengusir para penjajah.

Sepeninggal Bang Sabeni, aliran silatnya yang diajarkannya masih tetap eksis dan diteruskan oleh anak dan muridnya hingga saat ini.

Ciri khas silat aliran Sabeni adalah gerakannya yang memang khusus untuk bertarung dan menyerang, dengan gerakan tangan cepat yang mengincar muka serta daerah vital lain pada lawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com