Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Kerumunan, Satpol PP Akan Jaga Tempat Pemotongan Hewan Kurban di Bogor

Kompas.com - 29/07/2020, 16:00 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan menempatkan Satpol PP di titik-titik pemotongan hewan kurban untuk mengawasi penerapan protokol kesehatan di sana.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor Anas Rasmana mengatakan ini juga untuk mencegah terjadinya kerumunan.

"Hal ini agar tak terjadi kerumunan sebagai langkah protokol kesehatan di tempat penyembelihan hewan kurban," kata Anas, Rabu (29/7/2020).

Dia pun mengimbau kepada warga untuk tidak menyaksikan proses penyembelihan dan pemotongan hewan kurban saat perayaan Idul Adha 1441 Hijriah, Jumat (31/7/2020) mendatang.

Baca juga: Denda Rp 100.000-Rp 500.000 untuk Warga yang Tak Kenakan Masker dan Pelanggar Protokol Kesehatan di Bogor

Imbauan tersebut tertuang dalam surat edaran Nomor: 440-2458-Hukham tentang protokol kesehatan penyelenggaraan shalat Idul Adha, penjualan, dan pemotongan hewan kurban 1441 H/2020 M selama masa pandemi Covid-19 yang ditandatangani Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto.

Pemkot Bogor akan memasang spanduk imbauan tersebut di titik-titik pemotongan hewan kurban.

Anas menyarankan para pekurban untuk tidak menghadiri kegiatan pemotongan dan menyerahkannya kepada panitia. Namun jika tetap ingin hadir, pekurban wajib menjaga jarak dan mengenakan masker.

"Selain petugas pemotong hewan dan pekurban tidak diperbolehkan ikut menyaksikan proses pemotongan. Nanti proses pemotongan juga akan diawasi oleh Pol PP atau Linmas," katanya.

Baca juga: Ini Aturan Pemotongan Hewan Kurban di Jakarta, Panitia Harus Sehat dan Lokasi Disemprot Disinfektan

Lanjut dia, salah satu aturan lain yang tertuang dalam surat edaran tersebut adalah penyembelihan hewan kurban disarankan bergantian dengan memanfaatkan empat hari tasryik.

Distribusi daging kurban juga disarankan berlangsung paling lama delapan jam. Semakin cepat waktu proses kurban, maka risiko penularan semakin kecil.

"Untuk menghindari kerumunan, petugas mengantar daging kurban ke rumah-rumah warga yang berhak menerima. Penanganan daging juga harus selesai dalam waktu empat jam setelah proses penyembelihan," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Megapolitan
Dibutuhkan 801 Orang, Ini Syarat Jadi Anggota PPS Pilkada Jakarta 2024

Dibutuhkan 801 Orang, Ini Syarat Jadi Anggota PPS Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Megapolitan
Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Megapolitan
Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com