Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rawat Inap Pasien Selain Covid-19 Dibuka Lagi, RSUD Depok Perketat Protokol Kesehatan

Kompas.com - 03/08/2020, 15:50 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok Devi Maryori menyampaikan bahwa pihaknya bakal memberlakukan protokol kesehatan dengan ketat, sehubungan dengan dibukanya kembali layanan rawat inap pasien non-Covid-19.

Sebagai informasi, layanan itu telah dioperasikan kembali sejak 30 Juli 2020. Total ada 91 ranjang untuk pasien rawat inap selain Covid-19, dan 40 ranjang untuk pasien Covid-19.

"Dibatasi jumlah penunggunya (pasien rawat inap selain Covid-19). Itu pun hanya untuk pasien anak-anak, lansia, dan disabilitas, dan hanya boleh satu orang (penunggu). Pasien lain tidak boleh ditunggu," ujar Devi kepada wartawan pada Senin (3/8/2020).

Baca juga: RSUD Depok Kembali Buka Layanan Rawat Inap untuk Pasien Selain Covid-19

"Itu juga harus diperiksa terus suhu tubuhnya setiap hari dan jika ada tanda-tanda Covid-19, kami akan evaluasi dan suruh ganti penunggunya," tambahnya.

Masalah protokol kesehatan di RSUD Kota Depok sempat menjadi sorotan ketika lebih dari 20 perawat tertular virus corona pada Mei 2020 silam.

Insiden itu diduga terjadu akibat protokol yang kurang ketat dalam menangani pasien rawat jalan, sehingga beberapa layanan poli harus ditutup selama dua pekan.

Devi menjamin, setiap pasien yang datang ke RSUD Kota Depok akan melalui tahap penapisan (screening) yang lebih ketat kali ini.

Baca juga: UPDATE 2 Agustus di Depok: 25 Kasus Baru, Total 232 Pasien Covid-19 Masih Dirawat

"Pasien kan lewat IGD dan poli. Kalau saat screening di IGD dan poli terindikasi Covid-19, dia langsung dimasukkan ke IGD Covid-19. Di IGD itu sendiri," ungkap dia.

"Kemudian ia dilakukan pemeriksaan penunjang, yaitu laboratorium, radiologi, lalu kami konsultasikan ke dokter setelah ada hasil-hasil tersebut," tambah Devi.

Di sisi lain, ia memastikan bahwa layanan pasien Covid-19 dan pasien berpenyakit lain bakal dipisah di dalam RSUD.

"Semuanya terpisah. Kalau dari IGD Covid-19 ke belakang (Gedung Kenanga RSUD Depok) ya via ambulans, jadi tidak bercampur. Kalau dia ke lantai 8 (lantai khusus pasien Covid-19), dia menggunakan lift khusus," jelas Devi.

"Ruang bersalin Covid-19 juga beda, setelah bersalin juga beda lagi, ada ruangan khusus," pungkasnya.

Sebagai informasi, pandemi Covid-19 belum menunjukkan tanda-tanda mereda di Depok.

Selama beberapa hari terakhir, tren kasus aktif (pasien positif Covid-19 yang sedang dirawat) justru semakin menanjak.

Hingga data terbaru Minggu (2/8/2020) kemarin, masih ada 232 pasien positif Covid-19 yang saat ini dirawat.

Secara keseluruhan, Kota Depok menjadi kota dengan jumlah kasus positif Covid-19 terbanyak se-Jawa Barat dengan total 1.257 kasus, jauh di atas kota-kota lainnya yang belum menyentuh angka 1.000 kasus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com