Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembunuhan Sugianto di Kelapa Gading Bermotif Sakit Hati Seorang Karyawati

Kompas.com - 25/08/2020, 06:09 WIB
Walda Marison,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polda Metro Jaya menangkap 12 tersangka pelaku pembunuhan Sugianto (51), pengusaha yang ditembak di depan ruko Royal Gading Square, Jakarta Utara pada 13 Agustus 2020.

Butuh waktu delapan hari bagi polisi untuk menangkap 12 tersangka itu yang terdiri dari pasangan suami-istri dan para pembunuh bayaran.

Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Nana Sujdana, Senin (24/8/20200) kemarin menjelaskan kronologi pembunuhan yang menimpa Sugianto itu.

Nana mengatakan, semua bermula dari NL, karyawati administrasi keuangan di perusahaan milik Sugianto. Sejak bekerja dari tahun 2012, NL kerap menjadi sasaran amarah Suginto di kantor.

Baca juga: Bunuh Bosnya di Kelapa Gading, Karyawati Bayar Rp 200 Juta Sewa Pembunuh Bayaran

Hal itu membuat NL kerap sakit hati dengan perkataan bosnya itu.

Berdasarkan keterangan polisi, NL juga mengaku kerap diajak berhubungan badan dengan Sugianto.

"NL Sering diajak melakukan hal-hal di luar pekerjaan. Dia sering diajak melakukan persetubuhan. Ada pernyataan dari korban juga yang suka menyebut NL sebagai perempuan tidak laku," kata Nana.

Rasa sakit hati NL makin memuncak.

NL juga rupanya takut dengan Sugianto lantaran ketahuan menggelapkan uang pajak kantor.

"Yang bersangkutan ketakutan karena dari tahun 2015 di bagian administrasi keuangan banyak ngurusin pajak-pajak (yang) ternyata tidak semua disetorkan ke kantor pajak," kata Nana.

Sugianto rupanya mengetahui hal tersebut. Sugianto sempat mengancam akan melaporkan NL ke polisi.

Perasaan NL jadi campur aduk, dari sakit hati hingga panik.

Minta bantuan untuk membunuh

 

NL mengadu kepada suami sirinya, R alias M tentang apa yang dialaminya di kantor. Kepada suaminya itu, NL minta tolong agar bosnya itu dihabisi,dibunuh. Permintaan itu rupanya sudah diutarakan sejak Maret 2020.

"Sekitar bulan Maret tanggal 20, si pelaku (NL) menyampaikan kepada R alias M tetapi tidak dihiraukan,” kata Irjen Pol Nanan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com