JAKARTA, KOMPAS.com - Perjuangan tenaga medis menjadi garda terdepan merawat pasien Covid-19 bukan perkara mudah.
Mereka harus merawat pasien dan menjaga dirinya sendiri agar keluarga di rumah tidak tertular.
Seperti yang dialami oleh Shoddiq, seorang perawat di salah satu rumah sakit kawasan Ciputat, Tangerang Selatan.
Ia sudah berhadapan dengan pasien Covid-19 sejak awal-awal pandemi terjadi di Indonesia. Saat itu, dia ditugaskan di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Baca juga: 6 Bulan Tidak Beroperasi, Ribuan Karyawan Tempat Hiburan di Tangsel Menganggur
Shoddiq mengalami itu tak lama setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan pasien terkonfirmasi pertama di Depok, Jawa Barat, awal Maret 2020 lalu.
"Saat masuk belum tahu kalau itu pasien terkonfirmasi. Setelah tes swab, hasilnya positif. Mau kirim ke rumah sakit rujukan penuh, akhirnya dipindah ke ruang isolasi," ujar Shoddiq saat dihubungi Kompas.com, Selasa (25/8/2020).
Warga Ciputat, Tangerang Selatan itu mengaku saat itu terkejut dan takut. Namun, ia sadar merawat pasien menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
Beruntung setelah ada pengumuman pasien pertama di Indonesia, Shoddiq dan sejumlah tenaga medis lain sudah dilengkapi alat pelindung diri (APD).
"Sudah pakai alat pelindung diri lengkap, hazmat dan sebagainya. Hanya saja, saat itu perawat yang sudah menangani pasien itu harus mengurus juga di ruang isolasi, bukan perawat lain," kata Shoddiq.
Baca juga: Khawatir Banyak OTG, Airin Minta Warga Tangsel Disiplin Protokol Kesehatan
Saat itulah, Shoddiq mengorbankan waktu untuk menangani pasien itu. Ia wajib menggunakan APD hingga berjam-jam karena harus memeriksa kondisi pasien lebih dari tiga kali di ruang isolasi.
Sesak dan pengap harus ditahannya selama mengenakan APD.
"Paling tidak itu tujuh jam saya bisa gantian. Itu berlangsung selama dua hari saya merawat pasien, mulai ganti infus dan lainnya. Kalau makan ada satu keluarga pasien yang menunggu," ucapnya.
Setelah dua hari menjalani perawatan, pasien terkonfirmasi Covid-19 itu meninggal dunia. Kondisi pasien saat itu memiliki penyakit penyerta.
"Pasien itu memang memiliki penyakit lain atau penyerta sebelumnya," kata Shoddiq.
Setelah menjalani tugas, Shoddiq ingin melepas kerinduan dengan keluarga. Namun, dia sadar bisa saja menjadi orang tanpa gejala.