Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ikut Terapkan PSBB Seperti Jakarta, Pemkot Bekasi Siapkan Kebijakan Baru

Kompas.com - 14/09/2020, 06:20 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menegaskan Pemkot Bekasi tidak mengikuti DKI Jakarta yang menerapkan PSBB total.

Namun, Rahmat menyampaikan akan ada bentuk kebijakan baru untuk mengendalikan Covid-19 di wilayahnya yang semakin meningkat.

Sebagai informasi, sebelumnya Kota Bekasi menerapkan PSBB Transisi atau Adaptasi Tatanan Hidup Baru (ATHB).

“Kita baru mau rapat besok (hari ini) Muspida (Musyawarah Pimpinan Daerah), apa yang harus kita putuskan. Tentunya kita tidak ada PSBB lagi. Kita ambil adaptasi saja,” ucap Rahmat kepada wartawan, Minggu (13/9/2020).

Baca juga: PSBB Ketat Jakarta: Pekerja Konstruksi Hanya Beraktivitas di Area Proyek, Dilarang Kerja jika Sakit

Pria yang akrab disapa Pepen ini, menyampaikan, meski tak ikut terapkan PSBB total, Pemkot akan memperkuat pelayanan pasien Covid-19.

Pasalnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan menyiapkan hotel untuk merawat isolasi pasien Covid-19 yang berstatus orang tanpa gejala (OTG).

“Isolasi mandiri di samping ada Stadion Patriot, kalau betul BNPB (siapkan hotel), kita mesti tahu standar operasionalnya, petunjuk teknisnya,” kata dia.

Meski tak menerapkan PSBB total, Rahmat berjanji akan tetap memperkuat penerapan RW Siaga di setiap Kelurahan warga Bekasi.

Dengan adanya RW Siaga, lingkungan dididik untuk menjaga ketahanan pangan, menjaga dan mengendalikan Covid-19.

“Provinsi menyarankan PSBB Mikro. Nah sekarang pemahamannya di mana. Kita pemahamannya ada pada RT dan RW siaga. Terus karantina di wilayah itu. Kalau mungkin Gubernur Jawa Barat mikro dimana, kita mikronya udah jelas di RW, siaga RW. Siaga RW diperkuat lagi, di lingkup itu,” ucap dia.

Baca juga: PSBB Diterapkan Hari Ini, Penumpang Mobil Dibatasi kecuali jika Berdomisili Sama

Ia juga mengatakan, akan lebih gencar melakukan penulusuran dan pencegahan Covid-19 pada kasus klaster keluarga di lingkungan sekitar RW zona merah.

"Siaga RW diperkuat lagi, di lingkup itu. Jadi sekarang klaster keluarga ada di RW kita tracing pada RW yang berdekatan dengan itu, bagaimana mengantisipasinya," ujar Rahmat.

Ia berharap kebijakan yang diambilnya untuk mengendalikan Covid-19 ini juga tetap bisa meningkatkan perekonomian warga.

"Saat (sekarang) adaptasi, ada yang kita buka yaitu ekonomi, lapangan kerja. Nah kalau kembali ke PSBB, kita harus menyiapkan 32 cek poin, menyiapkan perangkat yang tadi itu kita PSBB kembali lagi ke proses awal. Tetapi kita ambil pada penanganan dan antisipasi," tutur dia.

Sebagai informasi, Kota Bekasi juga mengalami kondisi yang sama dengan DKI Jakarta. Kenaikan kasus Covid-19 muncul ketika PSBB mulai dilonggarkan, terutama pada dua bulan belakangan ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com