BEKASI, KOMPAS.com - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menegaskan Pemkot Bekasi tidak mengikuti DKI Jakarta yang menerapkan PSBB total.
Namun, Rahmat menyampaikan akan ada bentuk kebijakan baru untuk mengendalikan Covid-19 di wilayahnya yang semakin meningkat.
Sebagai informasi, sebelumnya Kota Bekasi menerapkan PSBB Transisi atau Adaptasi Tatanan Hidup Baru (ATHB).
“Kita baru mau rapat besok (hari ini) Muspida (Musyawarah Pimpinan Daerah), apa yang harus kita putuskan. Tentunya kita tidak ada PSBB lagi. Kita ambil adaptasi saja,” ucap Rahmat kepada wartawan, Minggu (13/9/2020).
Baca juga: PSBB Ketat Jakarta: Pekerja Konstruksi Hanya Beraktivitas di Area Proyek, Dilarang Kerja jika Sakit
Pria yang akrab disapa Pepen ini, menyampaikan, meski tak ikut terapkan PSBB total, Pemkot akan memperkuat pelayanan pasien Covid-19.
Pasalnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan menyiapkan hotel untuk merawat isolasi pasien Covid-19 yang berstatus orang tanpa gejala (OTG).
“Isolasi mandiri di samping ada Stadion Patriot, kalau betul BNPB (siapkan hotel), kita mesti tahu standar operasionalnya, petunjuk teknisnya,” kata dia.
Meski tak menerapkan PSBB total, Rahmat berjanji akan tetap memperkuat penerapan RW Siaga di setiap Kelurahan warga Bekasi.
Dengan adanya RW Siaga, lingkungan dididik untuk menjaga ketahanan pangan, menjaga dan mengendalikan Covid-19.
“Provinsi menyarankan PSBB Mikro. Nah sekarang pemahamannya di mana. Kita pemahamannya ada pada RT dan RW siaga. Terus karantina di wilayah itu. Kalau mungkin Gubernur Jawa Barat mikro dimana, kita mikronya udah jelas di RW, siaga RW. Siaga RW diperkuat lagi, di lingkup itu,” ucap dia.
Baca juga: PSBB Diterapkan Hari Ini, Penumpang Mobil Dibatasi kecuali jika Berdomisili Sama
Ia juga mengatakan, akan lebih gencar melakukan penulusuran dan pencegahan Covid-19 pada kasus klaster keluarga di lingkungan sekitar RW zona merah.
"Siaga RW diperkuat lagi, di lingkup itu. Jadi sekarang klaster keluarga ada di RW kita tracing pada RW yang berdekatan dengan itu, bagaimana mengantisipasinya," ujar Rahmat.
Ia berharap kebijakan yang diambilnya untuk mengendalikan Covid-19 ini juga tetap bisa meningkatkan perekonomian warga.
"Saat (sekarang) adaptasi, ada yang kita buka yaitu ekonomi, lapangan kerja. Nah kalau kembali ke PSBB, kita harus menyiapkan 32 cek poin, menyiapkan perangkat yang tadi itu kita PSBB kembali lagi ke proses awal. Tetapi kita ambil pada penanganan dan antisipasi," tutur dia.
Sebagai informasi, Kota Bekasi juga mengalami kondisi yang sama dengan DKI Jakarta. Kenaikan kasus Covid-19 muncul ketika PSBB mulai dilonggarkan, terutama pada dua bulan belakangan ini.