BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Kartu Prakerja

Kisah Junaedi, 15 Kali Gagal Lamar Kerja dan Jatuh Bangun Bangun Usaha di Tengah Pandemi Covid-19

Kompas.com - 07/10/2020, 20:46 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Junaedi (21) berulang kali melamar kerja ke lebih dari 15 perusahaan selama masa pandemi Covid-19 ini. Hasilnya nihil. Surat elektronik berisi surat lamaran kerja yang ia layangkan ke perusahaan idamannya tak pernah berbuah manis.

“Saya kesal, lamar sana sini lewat e-mail enggak dipanggil-panggil. Pas pandemi Covid-19 juga susah buat ngelamar,” kata Junaedi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (7/10/2020) sore.

Junaedi pada Oktober tahun lalu memutuskan berhenti bekerja setelah dua tahun menjadi barista di sebuah restoran kawasan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat.

Dia mengaku ingin mengejar impiannya untuk membuka lapangan kerja.

Baca juga: Kisah Pengusaha Furnitur Produksi Ribuan Peti Mati untuk Pasien Covid-19...

“Awal awalnya mau buka usaha kopi juga, tapi gagal karena kurang budget dan belum dapat lokasi,” ujarnya.

Usahanya tak berjalan mulus. Ia memutuskan untuk bekerja lagi.

Pil pahit harus Junaedi telan sejak bulan Januari-September resmi menyandang status pengangguran.

Laki-laki lulusan SMK itu harus merasakan getir kehidupan sambil terus berpikir bagaimana cara untuk bertahan hidup di tengah pandemi Covid-19.

Baca juga: Kisah Penjaga Kolam Renang Tambah Penghasilan lewat Ternak Ikan Cupang Saat Pandemi Covid-19

“Sangat lama waktu nganggur. Nganggur aja luntang lantung enggak jelas,” ujar Junaedi sambil mengingat masa-masa itu sambil tertawa.

Pada awal ia menganggur, Junaedi mencoba mencairkan dana Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Dana tersebut akan ia gunakan untuk menambah modal untuk membuka usaha dan bertahan hidup.

“Tapi gue dengar kabar dari ibu, dia itu gadai emas dan akhirnya gue mutusin buat bayar uang gadaiannya serta kasih uang gue buat biaya hidup di rumah. Setelah itu gue ngerasa hampa, enggak punya apa-apa,” katanya.

Demi ibunya, ia rela tak memiliki uang. Keluarga baginya adalah yang utama.

Dari bulan Februari hingga Oktober, bisa dibilang Junaedi tak berpenghasilan. Sementara waktu dia menggantungkan hidup dengan orangtuanya.

Berani bangkit

Pada Juni lalu, Junaedi mewujudkan cita-cita untuk menjual minuman kopi dalam kemasan botol.

Untuk urusan mencicipi rasa minuman kopi, Junaedi dibantu oleh rekan yang juga pernah bekerja di tempat sama.

Gue coba beraniin diri buat minjam uang sama orang, buat bikin usaha kopi botolan. Resep diracik gue sendiri,” tambah laki-laki kelahiran Jakarta ini.

Bermodalkan Rp 500.000, ia memberanikan diri untuk memulai usaha minuman kopi botolan. Selama sebulan berjalan, Junaedi kembali terpuruk.

Baca juga: Bangkit Setelah Bangkrut dan Rugi Rp 1 Miliar, Pria Ini Sukses Jualan Ramen Instan

“Mandek karena yang jual banyak, dan ini cuma online aja. Sudah gitu enggak ada varian lain,” ujar Junaedi.

Junaedi tak patah arang saat usahanya tersendat.

Ia kembali memberanikan diri untuk membuka usaha kudapan. Bakso, otak-otak, dan sosis bakar menjadi pilihan yang ia jajakan dengan modal Rp 1,3 juta, hasil dari meminjam uang kakaknya.

Makanan berupa sosis, otak-otak, dan bakso bakar yang dijual oleh Junaidi di depan rumahnya yakni Jalan Menteng Tenggalun, Menteng, Jakarta.Dok. Pribadi Makanan berupa sosis, otak-otak, dan bakso bakar yang dijual oleh Junaidi di depan rumahnya yakni Jalan Menteng Tenggalun, Menteng, Jakarta.

“Setelah bisnis kopi botolan mandek, gue coba pinjam uang sama kakak gue buat buka usaha depan rumah seperti sekarang ini. Ya alhamdulillah berjalan,” ujarnya.

Ia membuka usaha berjualan makanan di depan rumahnya, di Jalan Menteng Tenggulun No 13 RT 011/RW 01, Menteng, Jakarta Pusat. Setiap hari usaha makanannya buka mulai pukul 16.00-22.30 WIB.

Ia menargetkan pembeli dari warga sekitar. Menurut Junaedi, makanannya bisa dikonsumsi segala kalangan, mulai dari anak-anak hingga dewasa.

Usaha makanannya sudah berjalan seminggu. Setiap hari, ia mendapatkan omzet penjualan Rp 45.000.

Makanan yang ia jual berharga Rp 5.000 per tiga tusuk. Ia mengaku akan terus berusaha untuk menjalankan usahanya.

“Perlahan aja gue mah. Yang penting mutar dulu. Target sehari sih Rp 65.000,” ujarnya.

Kepedulian terhadap sesama

Junaedi awalnya hanya berniat untuk kerja untuk mencari pengalaman kerja. Ia berpikir tak akan bisa mengembankan diri jika hanya bekerja di restoran.

“Karena niat gue dari dulu ya buat peduli satu sama lain seperti anak yatim, pecandu narkoba, orang-orang yang enggak mampu,” ujarnya.

Pemikiran untuk saling berbagi ia terus pupuk. Junaedi bercita-cita membuka lapangan kerja untuk orang-orang yang hidupnya kurang beruntung.

“Itu agar mereka bisa ngubah hidup mereka dan keluarganya serta punya masa depan yang cerah,” tambahnya.

Usahanya kelak akan mempekerjakan orang-orang eks pengguna narkoba dan orang-orang tak mampu.

Ia merasa tak tega saat melihat orang-orang demikian terpuruk.

“Pasti punya alasan kenapa mereka kayak gitu dan pasti punya juga berubah hidup mereka biar jadi lebih baik lagi,” tambah Junaedi.

Inti dari niat Junaedi adalah berbagi pelajaran agar saling peduli satu sama lain. Selain itu, mereka bisa memiliki mimpi yang cerah di masa depan.

“Semoga saja awal tahun ini gue bisa dapat orang-orang kayak gitu yang gue impikan bisa kerja bareng dan usaha gue juga mulai naik,” kata Junaedi.


Terkini Lainnya

Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Megapolitan
Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Megapolitan
Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Megapolitan
Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Megapolitan
Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

Megapolitan
KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

Megapolitan
Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Megapolitan
3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

Megapolitan
LPSK Dorong Pemenuhan Akomodasi Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan, Termasuk Perlindungan

LPSK Dorong Pemenuhan Akomodasi Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan, Termasuk Perlindungan

Megapolitan
Pemkot Jakbar Imbau Warga dengan Ekonomi Mampu Tak Beli Elpiji 3 Kg

Pemkot Jakbar Imbau Warga dengan Ekonomi Mampu Tak Beli Elpiji 3 Kg

Megapolitan
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com