Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Penyintas Covid-19, Kehilangan Kakak hingga Puji Syukur Bisa Bernapas

Kompas.com - 27/01/2021, 21:09 WIB
Singgih Wiryono,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mualim menjadi satu angka dari satu juta orang yang ada dalam data kasus Covid-19 di Indonesia saat ini.

Dia termasuk orang yang paling percaya Covid-19 itu ada karena mengolah data penambahan kasus Covid-19 di sebuah lembaga pemerintahan di Jabodetabek.

Menginput dan melihat data harian kasus Covid-19 bertambah, membuat dia sadar kalau Covid-19 tidak lagi berada di Wuhan, China sana saat kemunculannya.

Tetapi corona kini sudah mulai merambah ke daerah tempat dia tinggal di wilayah Kota Tangerang, Provinsi Banten.

Baca juga: Teruntuk Presiden Jokowi, Ini Suara Penyintas Covid-19 soal Klaim Pandemi Terkendali

Menyadari hal itu, Mualim tidak berdiam diri. Pada awal kemunculan pandemi, Mualim sadar betul perilaku hidup sehat menjadi salah satu upaya untuk mencegah dirinya terpapar Covid-19.

Di awal pandemi, dia mulai giat berolahraga. Bersepeda menjadi hobi barunya. Dari rumahnya di Kota Tangerang, Mualim bisa gowes sejauh 50 kilometer ke daerah Bogor.

"Ada 50 kiloan, belum sampai 100 kilo, bolak balik ke rumah," kata Mualim saat dihubungi melalui telepon, Rabu (27/1/2021).

Tidak hanya itu, dia bersama rekan-rekan kantornya rutin latihan futsal dengan tetap menjaga protokol kesehatan.

Baca juga: Kegundahan Amelia, Dokter yang Terpaksa Memilih Pasien karena Ruang ICU Khusus Covid-19 Penuh

Tapi tidak ada yang menyangka, corona itu datang menyambangi hidupnya. Mualim merasa dia terpapar Covid-19 dari salah satu rekan kantornya yang merupakan orang tanpa gejala (OTG).

Setelah sempat kontak empat hari dengan orang yang berstatus OTG, dia mulai merasa demam dan tidak memiliki stamina untuk beraktivitas.

Gejala awal didiagnosa sebagai gejala tipes. Namun karena kondisinya tidak kunjung membaik, Mualim memilih untuk kembali melakukan pemeriksaan dan dilakukan pengecekan rapid test antigen.

Baca juga: Kasus Covid-19 dan Kematian Makin Tinggi, Kenapa Kita Pilih Abai?

Mualim dinyatakan reaktif kemudian memilih langsung dirawat bersama dengan mereka yang dinyatakan reaktif dalam test rapid antigen tersebut.

"Pertama itu saya justru enggak mikirin diri saya, saya mikirin keluarga. Mana ada anak saya masih kecil umur 4 tahun tuh! Bagaimana nanti kalau anak saya kena," kata Mualim.

Beruntung istri dan anak Mualim dinyatakan tidak ikut terpapar Covid-19.

Menjalani masa kritis

Meski sedikit tenang karena keluarga dinyatakan bebas dari infeksi Covid-19, namun Mualim justru mulai menjalani masa kritis perawatan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com