Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arsitek Masjid Istiqlal, Diandalkan Soekarno dan Dipinggirkan Rezim Orde Baru

Kompas.com - 22/02/2021, 11:00 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Siapa yang tak kenal Friedrich Silaban?

Anak dari seorang pendeta desa di Bonandolok, Tapanuli, Sumatera Utara, ini tumbuh menjadi arsitek andalan dan kebanggaan Presiden Soekarno.

Ia berjasa dalam mewujudkan visi Soekarno akan arsitektur Indonesia yang tidak hanya modern tetapi juga monumental, seperti disampaikan dalam buku Rumah Silaban terbitan mAAN Indonesia Publishing.

"Monumentalitas tersebut menjadi sebuah karakter arsitektaral yang menyebabkan efek sublim," tulis buku yang terbit dari kegiatan lokakarya beberapa mahasiswa sekolah arsitektur ini.

Sementara efek sublim sendiri diartikan sebagai sesuatu yang membuat orang takjub dan tenggelam ke dalam pesona sublim tersebut.

Baca juga: Masjid Istiqlal, Harapan Umat Islam yang Terwujud Setelah Kemerdekaan

Silaban memiliki kecenderungan untuk menciptakan skema desain arsitektur modern dan monumental. Sehingga, tendensi inilah yang membuatnya menjadi arsitek pilihan Soekarno.

Salah satu di antara karya Silaban yakni Masjid Istiqlal yang diresmikan pada 22 Februari 1978, atau 43 tahun yang lalu.

Jika masjid-masjid pada masa itu berbentuk persegi dan memiliki bukaan-bukaan yang besar tanpa daun pintu dan jendela, Istiqlal didominasi dinding vertikal dan horizontal dalam ukuran masif.

"Sehingga bentuk masjid menjadi bentuk yang baru, berbeda dengan desain masjid sebelumnya," tulis Rahil Muhammad Hasbi dan Wibisono Bagus Nimpuno dalam jurnal Pengaruh Arsitektur Modern Pada Desain Masjid Istiqlal.

Baca juga: Terowongan Istiqlal-Katedral Mulai Dibangun 20 Januari Ini

Konsepsi desain arsitekturalnya telah membuat Silaban menjadi arsitek favorit Soekarno. Ini kemudian mengangkat hidupnya ke puncak karir pada tahun 1957-1964.

Silaban merancang banyak bangunan penting dan monumental di Indonesia, seperti Bank Indonesia, Hotel Banteng (kini Hotel Borobudur), dan Istiqlal.

Masjid IstiqlalKOMPAS.com / DANI PRABOWO Masjid Istiqlal

Biografi singkat

Lahir pada 16 Desember 1912 di Bonandolok, Silaban tumbuh dalam jaman kolonial.

Ayahnya adalah seorang pendeta, yang menyebut 'Friedrich' sebagai 'Perderik'.

Bersekolah di H.I.S. Narumonda, Tapanuli, dia kemudian melanjutkan pendidikan di Koningin Wilhelmina School, sebuah sekolah teknik di Jakarta.

Baca juga: Tak Hanya Simbol Kerukunan, Ini Fungsi Terowongan Silaturahim Masjid Istiqlal-Gereja Katedral

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kaesang Dinilai Tak Cocok Jadi Cawalkot Bekasi karena Tak Lahir dan Besar di Bekasi

Kaesang Dinilai Tak Cocok Jadi Cawalkot Bekasi karena Tak Lahir dan Besar di Bekasi

Megapolitan
Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Megapolitan
Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Megapolitan
Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Megapolitan
Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Megapolitan
Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Megapolitan
Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Megapolitan
Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Megapolitan
Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Megapolitan
Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com