Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Minggu Terakhir, 2 Kali Sistem Pengimputan Data Covid-19 Error

Kompas.com - 03/03/2021, 13:25 WIB
Singgih Wiryono,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam 13 hari terakhir, tepatnya sejak 18 Februari 2021 beberapa kali penambahan kasus baru Covid di DKI Jakarta terlihat kecil dibandingkan dengan sebelumnya

Data penambahan kasus aktif Covid-19 pada 16 Februari misalnya, angkanya 1.861 kasus, pada 17 Februari 1.445 kasus. Namun pada 18 Februari, angka penambahan kasus baru turun menjadi hanya 373 kasus.

Namun dalam keterangan yang diunggah Pemprov DKI Jakarta, angka tersebut bukanlah angka yang final tetapi angka sementaa yang disebabkan adanya perbaikan sistem penginputan data.

Baca juga: Dinkes DKI: Data Covid-19 yang Tertunda dari Kemenkes Sudah Otomatis Masuk

"Data kasus positif harian ini bukan merupakan data secara keseluruhan lantaran laboratorium kesulitan menginput data pemeriksaan spesimen," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Jakarta Dwi Oktavia pada 18 Februari 2021.

Dia mengatakan sistem penginputan yang ada di Kementerian Kesehatan saat itu sedang mengalami perbaikan. Karena itu, data 18 Februari yang masih dalam perjalanan input akan diunggah ke publik bersama dengan data terbaru kasus Covid-19 di hari berikutnya.

Dwi meminta agar masyarakat tidak berasumsi jumlah angka yang diunggah karena perbaikan sistem diartikan sebagai tanda wabah Covid-19 sudah terkendali.

"Karena besok kemungkinan akan ada akumulasi data dari yang sebelumnya tidak bisa dilakukan penarikan melalui sistem," kata Dwi.

Pada 19 Februari Pemprov DKI merilis angka penambahan kasus Covid-19 kembali berada di atas 1.000 kasus per hari, yaitu 1.920 kasus. Pada 20 Februari kembali meningkat menjadi 2.872 kasus baru, 21 Februari 2.720 kasus baru, 22 Februari 2.471 kasus baru.

Tidak hanya sekali

Kompas.com mencatat penambahan kasus baru di bawah 1.000 kasus per hari dalam 13 hari terakhir tidak hanya terjadi pada 18 Februari saja.

Pada 23 Februari, penambahan kasus Covid-19 di Jakarta kembali turun menjadi 782 kasus per hari. Alasannya masih sama, sedang dilakukan perbaikan koneksi sistem penginputan data di Kementerian Kesehatan

Namun sistem error yang terjadi 23 Februari sedikit berbeda dengan 18 Februari. Penambahan kasus 18 Februari memang di bawah 1.000 kasus per hari, tetapi langsung terjadi peningkatan jumlah kasus yang signifikan di hari berikutnya.

Sehari setelah 23 Februari, kasus Covid-19 di Jakarta masih di bawah angka 1.000 kasus per hari. Penambahan kasus baru Covid-19 24 Februari bahkan sama persis dengan penambahan kasus baru 23 Februari, yaitu 782 kasus baru.

Pada 25 Februari, penambahan kasus baru mulai merangkak naik dengan 1.581 kasus baru, 26 Februari 1.661 kasus baru, 27 Februari 1.737 kasus baru, 28 Februari tembus 2.098 kasus baru.

Data yang tertunda otomatis ditambahkan di hari berikutnya

Dwi mengklaim, penundaan data kasus baru di DKI Jakarta hanya berlangsung dalam dua hari saja yaitu 18 dan 23 Februari. Dia mengatakan, data yang tertunda kemudian otomatis ditambah di hari berikutnya sehingga kembali terlihat kasus Covid-19 di Jakarta bertambah lebih dari 1.000 kasus per hari.

Baca juga: Menkes Akui Ada Kendala Pelaporan Data Covid-19 dari Laboratorium

"Kan cuma dua hari itu (penambahan kasus di bawah 1.000) setelah itu kan sudah ke 1.000-an (kasus per hari) lagi, berarti sudah angka (tertunda) masuk," kata Dwi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com