Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pak Kentir, Setiap Hari Berenang di Sungai Ciliwung Cari Sampah dan Rongsokan

Kompas.com - 14/03/2021, 09:13 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tangan Suparno (69) mengaduk-ngaduk aliran Sungai Ciliwung pada Jumat (12/3/2021) sore. Ia mengambil sejumput barang dari dasar Sungai Ciliwung. Di depannya ada pelampung dengan karung penuh sampah dan rongsokan di atasnya.

Suparno sudah melabuhkan pelampung yang berbentuk seperti perahu yang terbuat dari sterofoam bekas pembungkus kulkas. Ukurannya sekitar satu meter dikali setengah meter. Dengan pelampungnya, itu setiap hari mengais rezeki dari Sungai Ciliwung yang keruh.

"Setiap pagi mulai jam 8 pagi naik bajaj (ke Cawang)," ujar pria yang sehari-hari dipanggil dengan sebutan Pak Kentir oleh warga sekitar Jalan Manggarai Selatan itu.

Pak Kentir sudah bergantung kepada sungai sejak tahun 1989. Biasanya ia mencari sampah dan rongsokan di Sungai Ciliwung. Bahkan, ia pernah berenang di Sungai Ciliwung dari Cawang, Kalibata, dan Pasar Minggu.

"Pernah di Pulo Gadung, Kali Sunter. Pernah juga cari di Mampang Prapatan, Pondok Karya di Komplek Polri," ujar Pak Kentir.

Baca juga: Mantan Pemulung Ini Jadi Pengusaha Sukses, Ajak Warga Desa Naik Helikopter Gratis

Tiga tahun Pak Kentir tinggal di pinggir Jalan Manggarai Selatan. Ia hanya tidur di gerobak.

Temukan emas hingga mayat

Suparno (69) atau dikenal dengan sebutan Pak Kentir memikul karung berisi barang-barang rongsok dan sampah plastik tepatnya di bawah jembatan bersejarah di kawasan Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan pada Jumat (12/3/2021) sore. Pak Kentir sehari-hari mencari sampah dan barang rongsok untuk dijual demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Suparno (69) atau dikenal dengan sebutan Pak Kentir memikul karung berisi barang-barang rongsok dan sampah plastik tepatnya di bawah jembatan bersejarah di kawasan Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan pada Jumat (12/3/2021) sore. Pak Kentir sehari-hari mencari sampah dan barang rongsok untuk dijual demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Banyak hal yang ditemukan Pak Kentir selama memungut barang rongsok di Sungai Ciliwung.

"Pernah nemu perak, emas," ujarnya.

Bagi Pak Kentir, perhiasan yang ditemukan itu adalah rejeki baginya. Mulai dari kalung hingga cincin kawin, pernah ia temukan. Namun, temuan seperti itu tidak tentu.

"Kalau nemu (perhiasan) sih namanya milik, rejeki. Udah lama sih (nemu perhiasan). Waktu habis banjir gede, tahun 2007," kata Pak Kentir.

Jika menemukan perhiasan, Pak Kentir biasanya langsung menjualnya. Bahkan, ia pernah menemukan emas seberat dua gram. 

Baca juga: Cerita Ibu di Kediri Jadi Muncikari Anak Sendiri, Bekerja sebagai Pemulung, 7 Anaknya Tinggal di Bandung

Selain emas dan barang rongsok, seperti besi, seng, botol plastik minuman, tak jarang ia juga menemukan mayat manusia.

"Kalau mayat sih sering namanya kali, kali gede," tambah Pak Kentir.

Suparno (69) atau dikenal dengan sebutan Pak Kentir di Sungai Ciliwung di kawasan Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan pada Jumat (12/3/2021) sore. Pak Kentir sehari-hari menggantungkan hidupnya kepada Sungai Ciliwung untuk mencari sampah dan barang rongsok.KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Suparno (69) atau dikenal dengan sebutan Pak Kentir di Sungai Ciliwung di kawasan Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan pada Jumat (12/3/2021) sore. Pak Kentir sehari-hari menggantungkan hidupnya kepada Sungai Ciliwung untuk mencari sampah dan barang rongsok.

Meski begitu, hal tersebut tak membuatnya takut. Walupun tak jarang kakinya harus terluka karena terkena pecahan benda tajam seperti seng, beling atau paku.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com