Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Fauzi dan Siasat Lolos dari Pos Penyekatan Mudik

Kompas.com - 12/05/2021, 06:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

LOLOS penyekatan? Iya. Saya melihat bagaimana Sang Pemudik ini lolos melewati 4 pos di Bekasi dan Karawang. Kok bisa?

Rupanya Sang Pemudik yang saya ikuti dari rumahnya di kawasan Tambun, Bekasi Timur, Jawa Barat, sudah paham bagaimana caranya bisa melenggang melewati penjagaan seperti tahun sebelumnya.

Ia berencana mudik ke Cilacap, Jawa Tengah, lalu lanjut ke Jember, Jawa Timur. Ia jalan di waktu larangan mudik, 6-17 Mei 2021, berlaku. Lolos.

Baca juga: Ribuan Pemudik Pakai Motor Kembali Lolos Penyekatan di Pos Kedungwaringin

Apa rahasianya?

Program AIMAN di KompasTV yang tayang setiap Senin pukul 20.00 wib menguntitnya dari belakang. Eksklusif.

Fauzi namanya. Pemuda 25 Tahun ini berangkat dari rumahnya menjelang sore hari dengan perkiraan waktu tempuh perjalanan hingga 6-7 jam sampai di Cilacap, Jawa Tengah.

Kenapa menjelang sore? Inilah rahasianya. Jika berangkat sore, Fauzi akan melintas di pos-pos penyekatan Bekasi-Karawang- Tegal menjelang buka puasa sampai setelah salat Tarawih.

Pada jam buka puasa dan salat Tarawih, petugas gabungan dari Polisi, Satpol PP, dan Dishub di setiap pos penyekatan akan sibuk mengatur lalu lintas dan minim memberhentikan kendaraan.

Rahasia kedua, jangan tampil mencolok. Bawa barang seadanya dan berangkat mudik sendirian menggunakan sepeda motor. Secara kasat mata sama sekali tidak terlihat seperti orang yang hendak mudik.

"Ya saya Bismillah aja deh. Biasanya lolos juga kok, seperti tahun lalu," kata Fauzi percaya diri.

Benar saja, Fauzi lolos melewati 4 pos penyekatan.

Namun sayang, perjalanannya kandas di pos penyekatan Cikampek, Jawa Barat. Ia diminta putar balik. Entah apa yang kemudian ia lakukan, apakah bertahan mencari jalan tikus atau kembali pulang. Hanya ia yang tahu. Saya tak lagi menguntitnya.

Baca juga: Pemudik Motor Terobos Penyekatan, Kemenhub: Belum Tentu Lolos Pulang Kampung

Yang paling rawan dari perjalanan Fauzi adalah bahwa ia tidak melakukan tes cepat Covid-19 sebelum berangkat. Ia membawa risiko bagi keluarganya di kampung halaman.

Saya bertanya kepadanya, kenapa ia nekat pulang kampung di tengah pandemi, apakah tidak khawatir ia akan menularkan virus ke Ibunya yang tengah sakit di Cilacap?

Halaman:


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com