Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Jalur Road Bike Bikin Mangkel Sesama Pesepeda, Merasa Didiskriminasi Berdasarkan Harga

Kompas.com - 07/06/2021, 08:09 WIB
Singgih Wiryono,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jalur sepeda khusus road bike di Jalan Layang Non Tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang juga diprotes oleh pesepeda.

Pasalnya jalur tersebut tidak bisa dilalui oleh pesepeda biasa. Hanya yang berjenis road bike saja yang diperbolehkan melintas di sepanjang JLNT.

Pantauan Kompas.com pada Minggu (6/6/2021) pagi, pencegatan sepeda non-road bike untuk masuk di JLNT sudah terlihat di flyover masuk di Jalan dr. Satrio di depan Casablanca.

Beberapa petugas dari Dinas Perhubungan juga siaga di bawah flyover keluar di depan pintu masuk Taman Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak dan juga di depan Citywalk Sudirman.

Baca juga: Pesepeda Mulai Tertib Berlalu Lintas Saat Hari Pertama Uji Coba Road Bike Keluar Jalur Sepeda di Jalan Sudirman-Thamrin

Para petugas menggunakan pengeras suara meminta agar setiap jenis sepeda non-road bike diminta keluar jalur khusus road bike.

Pesepeda merasa didiskriminasi

Kebijakan JLNT hanya untuk pesepeda tertentu membuat para pesepeda non-road bike merasa didiskriminasi.

Seorang pesepeda non-road bike, Darta yang dikeluarkan dari JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang merasa kebijakan tersebut berorientasi pada jenis sepeda mahal saja.

"Harga road bike itu minimal Rp 25 juta lho, saya merasa dibedakan," kata Darta.

Dia merasa tak perlu keluar jalur karena jenis sepeda yang dia gunakan juga bisa melaju dengan baik.

Apa yang diungkapkan Darta juga dirasakan oleh rekannya Yono. Dia merasa kesal lantaran harus dikeluarkan dari jalur khusus road bike.

Baca juga: Pengamat: Kebijakan Lintasan Road Bike Diskriminatif, Harus Segera Dihentikan!

"Mangkel saya, tiba-tiba disuruh keluar karena sepeda saya berbeda (bukan jenis road bike)," tutur Yono.

Dia mengatakan kebijakan jalur khusus road bike sangat diskriminatif terhadap pesepeda lainnya.

"Sangat diskriminatif, karena kan sebenarnya bisa kami diberikan jalur lambat," kata dia.

Diminta untuk dihentikan

Pengamat Kebijakan Publik Azas Tigor Nainggolan menilai kebijakan lintasan JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang diskriminatif.

Dia meminta Pemprov DKI Jakarta segera menghentikan kebijakan tersebut sebelum menimbulkan kekacauan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com