JAKARTA, KOMPAS.com - PT MRT Jakarta memperingati hari lahir yang ke-13 pada Kamis (17/6/2021) lalu.
MRT, singkatan dari mass rapid transit yang dalam konteks lokal merupakan akronim dari moda raya terpadu, sekarang menjelma salah satu moda andalan warga Ibukota untuk bepergian.
Namun, tahukah Anda jika kereta MRT sebetulnya punya nama khusus? Ratangga, namanya.
Nama ini diberikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, hasil rekomendasi dari pembahasan bersama dengan Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Baca juga: Kisah Pemilihan Desain Lokomotif MRT, Hampir Berbentuk Jangkrik Tidur
Kendati tak begitu populer karena kebanyakan khalayak kerap menyebutnya sebagai "MRT" saja, namun nama Ratangga sebetulnya dicetuskan dengan filosofi khusus di baliknya.
"Insya Allah nama Ratangga Ini bukan sekadar nama tanpa makna. Nama membawa pesan penuh makna," kaya Anies pada 11 Desember 2018.
Menurut eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut, nama Ratangga disitir dari Kakawin Arjunawijaya dan Sutasoma.
Baca juga: MRT Jakarta yang Jadi Saksi Rekonsiliasi Jokowi dan Prabowo...
Keduanya merupakan naskah klasik berbahasa Jawa Kuno yang digubah oleh Mpu Tantular, pujangga pada era Hayam Wuruk, penguasa Majapahit pada abad ke-14.
Baca juga: 13 Tahun MRT Jakarta: Transformasi dan Kolaborasi
Kakawin Arjunawijaya ialah naskah klasik yang memuat kisah peperangan yang diilhami dari Uttarakanda, kitab ketujuh dalam epos Ramayana.
Sementara itu, Kakawin Sutasoma yang di dalamnya juga tertera istilah "Bhinneka Tunggal Ika", bercerita mengenai hal yang ihwal kepercayaan, dalam konteks tersebut yakni Buddhisme dan Hinduisme.
"Dalam bahasa Jawa Kuno, Ratangga artinya kereta perang yang identik dengan ketangguhan, kekuatan, dan kejuangan," kata Anies melalui akun Instagram pribadinya, 11 Desember 2018.