Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICU Covid-19 di Depok Sudah Terisi 101 Persen, RS Terpaksa Pilih-pilih Pasien

Kompas.com - 24/06/2021, 15:33 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Rumah-rumah sakit di Depok sebentar lagi penuh dan tak dapat menampung pasien Covid-19 yang membutuhkan isolasi.

Lebih buruk lagi, ketersediaan ICU khusus pasien Covid-19 di Depok sudah overkapasitas. Sebagian pasien Covid-19 bergejala berat yang semestinya dirawat di ICU, harus dialihkan ke ruangan lain.

"ICU-nya mah sudah 101 persen. Sudah lebih dari 100 persen," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita, kepada Kompas.com pada Kamis (24/6/2021).

Ia membenarkan bahwa keadaan ini lebih buruk ketimbang gelombang pertama pada Januari 2021 lalu. Pasien Covid-19 datang dalam jumlah besar pada waktu yang bersamaan ke rumah sakit.

Baca juga: IGD RSUD Cengkareng Penuh, Pasien Antre di Lorong-lorong Rumah Sakit

"Kayaknya hasil perbuatan kita di masa lalu yang abai. Baru kelihatan sekarang buahnya," kata Novarita.

Saat ini, Depok memiliki 940 tempat tidur isolasi pasien Covid-19 di rumah sakit dan 109 ICU khusus pasien Covid-19.

Namun, jumlah itu masih tak cukup menampung arus pasien yang terus berdatangan.

Akibatnya, rumah-rumah sakit terpaksa mulai memilah-milah pasien Covid-19 yang datang. Novarita mengonfirmasi, tak sedikit yang terpaksa menolak pasien dan merujuknya ke rumah sakit lain.

"Sekarang, di IGD ada 24 pasien stagnan, tidak bisa naik ke ruangan rawat inap atau ICU dan HCU karena penuh. Ada beberapa yang harus menunggu sambil duduk karena ranjang IGD pun penuh," jelas Riki, salah seorang tenaga kesehatan di RS Universitas Indonesia, Selasa (22/6/2021).

Baca juga: IGD RSUD Bekasi Penuh, Pasien yang Hasil PCR Belum Keluar Menunggu di Tenda Darurat

Per sif kerja 7 jam, Riki memperkirakan ada 5 pasien Covid-19 yang datang ke rumah sakit tempatnya bekerja.

Kondisi kesehatan para pasien juga sudah jelek, dengan gejala klinis sedang hingga berat. Bahkan, lebih banyak pasien Covid-19 di bawah usia 60 tahun saat ini.

"Kami kekurangan tenaga. Ini pasien yang datang kebanyakan sudah ditolak RS-RS lain," ujarnya.

"Perawat yang masuk per shift 3 orang, tapi harus pegang sampai 30 pasien. Itu sama sekali tidak ideal," tambah Riki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com