JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi mengungkapkan, pasien isolasi mandiri Covid-19 yang meninggal di wilayah Jakpus kebanyakan berada di wilayah padat penduduk.
"(Kebanyakan) di pemukiman padat sih. Saya lagi petakan, tapi itu di daerah padat, (misalnya) di Johar baru," kata Irwandi saat dihubungi, Senin (26/7/2021).
Kendati demikian, Irwandi belum bisa menyimpulkan apakah tempat tinggal di kawasan padat penduduk yang menjadi faktor banyaknya pasien isoman meninggal dunia.
Ia mengatakan, para pasien isoman yang meninggal itu mengalami gejala cukup berat, umumnya mempunyai penyakit komorbid, serta kesulitan mendapat akses ke rumah sakit.
Baca juga: Lapor Covid-19: 1.214 Warga Jakarta Meninggal Dunia Saat Isolasi Mandiri
Sebab, RS di Jakarta memang sempat penuh saat lonjakan kasus Covid-19 beberapa waktu lalu.
"Jadi tidak berpatokan daerahnya padat tapi kembali ke pasiennya ada komorbid atau enggak. Bisa akses ke rumah sakit atau enggak. Kebetulan kemarin kan tinggi (angka keterisian RS)," ujarnya.
Namun, Irwandi bersyukur saat ini keterisian rumah sakit sudah menurun ke angka 77 persen. Ia berharap tak ada lagi pasien Covid-19 yang tak mendapat akses ke rumah sakit.
"Mudah-mudahan RS sekarang bisa menampung yang isoman, yang agak berat, yang masih di rumah, bisa segera masuk di faskes yang ada," katanya.
Koalisi warga LaporCovid-19 menyebutkan ada 1.214 warga di DKI Jakarta yang meninggal dunia saat isolasi mandiri di rumah sampai 22 Juli lalu.
Sebanyak 162 orang di antaranya di Jakarta Pusat.
Namun, Wali Kota Jakarta Pusat Dhany Sukma menyampaikan angka yang lebih kecil.
Baca juga: Ribuan Pasien Covid-19 Meninggal Saat Isolasi Mandiri, Apa Sebabnya?
Ia menyebut, ada 107 warga di wilayahnya yang meninggal dunia di luar fasilitas kesehatan dan dimakamkan dengan protokol Covid-19.
"Saat ini data terakhir ada 107, artinya ada permohonan dari warga pemulasarannya itu dengan protokol Covid-19," kata Dhany Sukma seperti dilansir Warta Kota, Jumat (23/7/2021).
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) DKI Jakarta Slamet Budiarto sebelumnya menilai ada sejumlah faktor yang menyebabkan banyaknya pasien Covid-19 meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri.
Faktor paling utama adalah tak adanya dokter yang memantau kondisi pasien setiap hari.