Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Cioko atau Sembahyang Arwah di Tengah Pandemi, Sajian Makanan Diganti dengan Pembagian Beras

Kompas.com - 16/08/2021, 16:09 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Setiap tahun di pertengahan bulan ketujuh dalam kalender China, masyarakat keturunan Tionghoa di Kota Bogor, Jawa Barat, menggelar ritual cioko atau sembahyang arwah sebagai penghormatan kepada leluhur.

Dalam tradisi itu, mereka percaya bahwa pada penanggalan tersebut pintu alam baka terbuka dan hantu atau roh-roh penasaran dapat bergentayangan.

Untuk menghormati roh-roh leluhur mereka yang mati penasaran, sebuah persembahan seperti mie instan, beras, serta buah-buahan pun disajikan.

Selain memberi makan kepada para arwah penasaran melalui persembahan yang disajikan itu, ritual cioko juga menjadi cara masyarakat Tionghoa berbuat baik kepada sesama.

Baca juga: Menengok Upacara Cioko di Vihara Nimmala Tangerang, Bakar Kapal dan Patung Setinggi 9 Meter

Usai ritual cioko dilakukan, warga akan berebut makanan yang disajikan di atas meja. Tradisi itu telah berjalan cukup lama. Warga Bogor yang tinggal di sekitar vihara atau klenteng ikut bergembira.

Namun, pandemi Covid-19 mengubah segalanya. Tradisi itu tak bisa digelar dengan cara lama. Tak ada lagi keriuhan dan hingar bingar.

"Kepercayaan Tionghoa, setiap bulan tujuh penanggalan Imlek disebutnya bulan sembahyang arwah. Kita saling berbagi. Biasanya ada rebutan. Jadi abis sembahyang, masyarakat berebut. Ada Indomie, susu, beras, ya sembako-lah," kata Wakil Ketua Yayasan Vihara Dhanagun Bogor, Frankie Sibbald, Senin (16/8/2021).

"Setelah ada Covid-19, tradisi berebut makanan itu sudah enggak ada lagi. Karena kan ratusan orang datang. Apalagi kalau lagi bagi-bagi beras, antrian warga bisa sampai depan," sambung Frankie.

Frankie menuturkan, kegiatan ritual cioko tahun ini harus digelar secara sederhana. Masyarakat keturunan Tionghoa di Kota Bogor telah mengumpulkan sebanyak 40 ton lebih beras yang dibuat menjadi 10.000 paket.

Puluhan ribu paket berisi beras itu diperuntukkan buat warga yang mengalami kesulitan ekonomi, terutama bagi mereka yang terdampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan yang menjalani isolasi mandiri (isoman). Pembagian paket beras ini dipusatkan di Vihara Dhanagun.

“Pembagian beras ini setiap tahun kita bagikan untuk orang-orang yang kurang beruntung, dan sekarang kebetulan beras banyak, jadi kita juga bisa bantu orang-orang yang terdampak PPKM dan isolasi mandiri,” ujarnya.

"Kami bagikan kupon kepada warga. Pendataannya melalui RT dan RW. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, karena kalau kami  bagikan sekaligus akan menimbulkan kerumunan," ujar Frankie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com